Changes in the Contents of Phytic Acid and Essential Amino Acids of Animal Feed Organic Materials Fermented by Tempe Starter
The contents of antinutrients and nutrients are important in the selection of feed ingredients, especially for monogastric animals. The aim of this study is to determine the change in the contents of antinutrient phytic acid and nutrient essential amino acid in selected organic materials. Nine organic ingredients of agro-industrial by-products, namely rice bran, coffee skin, cassava bagasse, corn, coconut dreg, soy bean meal, pollard, corn gluten feed (CGF), and copra meal were fermented in solid state using tempeh starter for 48 hours at 30°C. Dense mycelia overgrowing evenly on the top, bottom, and cross-sliced surfaces was observed on rice bran, maize and copra meal substrates. These 3 selected organic materials were then analysed for the content of phytic acid and essential amino acids. The results showed that the lowest decrease (75.80%) in phytic acid content occurred in maize, namely from 18.49 ± 0.41 mg g-1 (before fermentation) to 4.48 ± 0.19 mg g-1 (after fermentation). The highest increase (59%) of total essential amino acids occurred in copra meal, namely from 38,991.89 ± 447.12 mg kg-1 (before fermentation) to 61,816.56 ± 894.24 mg kg-1 (after fermentation).
Kandungan antinutrisi dan nutrisi merupakan hal penting dalam pemilihan bahan pakan, terutama untuk hewan monogastrik. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan kandungan antinutrisi asam fitat dan nutrisi asam amino esensial pada bahan organik tertentu yang terpilih. Sembilan bahan organik yang merupakan hasil samping agroindustri, yakni dedak padi, kulit kopi, onggok, jagung, ampas kelapa, bungkil kedelai (soy bean meal), dedak gandum (pollard), produk samping jagung corn gluten feed (CGF), dan bungkil kopra difermentasi padat menggunakan ragi tempe selama 48 jam pada suhu 30°C. Miselium yang tumbuh subur, padat, dan merata pada permukaan atas, bawah, dan irisan melintang teramati pada dedak padi, jagung, dan bungkil kopra. Tiga bahan organik terpilih ini kemudian dianalisa kandungan asam fitat dan asam amino esensialnya. Hasil menunjukkan bahwa penurunan terbesar (75,80%) kandungan asam fitat terjadi pada jagung, yakni dari 18,49 ± 0,41 mg g-1 (sebelum fermentasi) menjadi 4,48 ± 0,19 mg g-1 (setelah fermentasi). Peningkatan tertinggi (59%) asam amino esensial total terjadi pada bungkil kopra, yakni dari 38.991,89 ± 447,12 mg kg-1 (sebelum fermentasi) menjadi 61.816,56 ± 894,24 mg kg-1 (setelah fermentasi).