Effects of Feeding Time on Feed Intake and Growth

Bolliet, Valérie; Azzaydi, M; Boujard, Thierry

doi:10.1002/9780470999516.ch10

Cited by 17 publications

(26 citation statements)

References 66 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Aktivitas makan krustase berfluktuasi selama 24 jam dan ini mungkin terkait dengan pengaruh dari dalam yang disesuaikan dengan fotoperiodik dan ketersediaan pakan (Boujard & Leatherland, 1992 Namun demikian, tingkat pemanfaatan pakan kaitannya dengan frekuensi/waktu pemberian pakan juga sangat tergantung pada sifat dan cara makan, laju pengosongan lambung, serta puncak aktivitas makan hewan secara alami yang saling memengaruhi dengan aktivitas enzim dengan pengontrolan hormon dan sistem syaraf (Bolliet et al, 2002;De Pedro & Bjornsson, 2002;Sanchez-Vazquez & Madrid, 2002). Kepiting bakau tergolong hewan air yang cenderung aktif makan pada malam hari (nocturnal).…”

Section: Hasil Dan Bahasanunclassified

“…Hal ini juga yang kemungkinan menyebabkan krablet kepiting bakau yang mendapat pemberian pakan pada malam hari (pemberian pakan empat kali sehari) cenderung memiliki performa pertumbuhan dan pemanfaatan pakan yang lebih baik (meskipun belum berbeda nyata) dibandingkan dengan krablet yang diberi pakan pada siang hari (pemberian pakan dua dan tiga kali sehari). Bolliet et al (2002) juga melaporkan bahwa ikan African catfish, Heterobranchus longifilis, yang diberi pakan pada waktu malam ternyata tumbuh lebih baik daripada yang diberi pakan pada siang hari. Hal yang sama juga terjadi pada ikan Indian catfish, Heteropneuster fossilis (Sundararaj et al, 1982).…”

Section: Hasil Dan Bahasanunclassified

See 1 more Smart Citation

PERFORMA PERTUMBUHAN KRABLET KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) DENGAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN BERBEDA PADA STADIA PENDEDERAN

Kamaruddin

Usman

Laining

2016

Jurnal Riset Akuakultur

View full text Add to dashboard Cite

ABSTRAKSalah satu upaya untuk menekan tingkat kanibalisme dan memicu pertumbuhan krablet kepiting bakau adalah dengan pemberian pakan yang cukup, baik jumlah maupun mutu. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja pertumbuhan dan sintasan krablet kepiting bakau dengan frekuensi pemberian pakan berbeda pada stadia pendederan. Hewan uji berupa krablet kepiting bakau dengan bobot awal 0,037 ± 0,005 g dan lebar karapas awal 3,43 ± 0,42 mm; menggunakan sembilan unit fiber gelas dengan ukuran masing-masing 1 m x 1 m x 0,5 m. Hewan uji ditebar dengan kepadatan 50 ekor/m 2 . Perlakuan yang diujicobakan adalah frekuensi pemberian pakan per hari, yaitu: (A) dua kali (pukul 08.00 dan 18.00), (B) tiga kali (pukul 08.00, 13.00, dan 18.00), dan (C) empat kali (pukul 08.00, 13.00, 18.00, dan 23.00). Pakan yang digunakan berupa pelet dengan kandungan protein kasar 46,5%; lemak 8,8%; dan energi total 18,8 MJ/kg. Dosis pakan harian sebanyak 30%-15% bobot badan secara menurun hingga akhir penelitian. Setelah lima minggu pemeliharaan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa pertumbuhan, sintasan, konsumsi pakan harian, rasio konversi pakan, dan rasio efisiensi protein tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) di antara perlakuan. Namun demikian, pemberian pakan empat kali sehari cenderung menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dan dengan ukuran krablet yang lebih seragam.

show abstract

Section: Hasil Dan Bahasanunclassified

PERFORMA PERTUMBUHAN KRABLET KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) DENGAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN BERBEDA PADA STADIA PENDEDERAN

Kamaruddin

Usman

Laining

2016

Jurnal Riset Akuakultur

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Hal ini mengindikasikan bahwa udang vaname pada penambahan molase selain mendapat makanan pelet juga mendapat asupan suplemen dari bioflok yang terbentuk di dalam tambak. Menurut Bolliet et al (2002) dan Cuzon et al (2004), bioflok mengandung protein yang cukup tinggi dan baik untuk pertumbuhan udang vaname. Sedangkan pada tambak tanpa molase memperlihatkan air lebih cerah dan kurang terbentuk bioflok sehingga udang vaname yang dibudidaya hanya mendapatkan makanan Gambar 5.…”

Section: Produksi Udangunclassified

PEMANFAATAN BIOFLOK PADA BUDIDAYA UDANG VANAME ( Litopenaeus vannamei ) INTENSIF

Pantjara

Nawang

Usman

et al. 2012

Jurnal Riset Akuakultur

View full text Add to dashboard Cite

ABSTRAKMasalah utama pada budidaya udang intensif adalah menurunnya kualitas air di tambak yang layak selama pemeliharaan dan munculnya penyakit. Upaya mengurangi permasalahan tersebut adalah pemanfaatan bioflok di tambak. Bioflok merupakan campuran dari berbagai mikroba (fitoplankton, zooplankton, protozoa), detritus, dan partikel organik. Teknologi bioflok dapat meningkatkan kualitas air, meminimalkan pergantian air, efisiensi pakan, dan menghambat berkembangnya penyakit selama budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bioflok terhadap produksi udang vaname intensif. Penelitian dilakukan pada tambak beton ukuran 2.000 m 2 milik masyarakat di Desa Hanura Kecamatan Pasawaran, Lampung. Padat penebaran udang vaname adalah 100 ekor/m 2 . Perlakuan yang dicoba adalah (A) budidaya udang vaname intensif sistem bioflok dan (B) budidaya udang vaname intensif tanpa bioflok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan bioflok yaitu 10.375 kg/ha dengan bobot udang rata-rata 13,8 g/ekor, sintasan 75%, dan RKP 1,3. Sedangkan tanpa bioflok memperoleh produksi 9.176 kg/ha dengan bobot udang rata-rata 12,0 g/ekor, sintasan 76%, dan RKP 1,6.

show abstract

“…Several studies have already demonstrated that feeding time affects fish growth performance (Boujard and Leatherland 1992a;Bolliet et al 2001aBolliet et al , 2004Velázquez et al 2004), but the mechanisms underlying this process are not clearly understood (Bolliet et al 2001a;Madrid et al 2001). In mammals, an endogenous circadian clock has been reported to regulate metabolism and energy homeostasis in the liver and peripheral tissues, by mediating the expression and/or activity of certain metabolic enzymes and transport systems (Hirota and Fukada 2004;Kohsaka and Bass 2007).…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 98%

“…Fish display daily cycles of feeding (Madrid et al 2001), implying that the restriction of food availability to predefined times during a day could profoundly affect fish behaviour and physiology (Bolliet et al 2001a) as it does in mammals (Froy 2007). Several studies have already demonstrated that feeding time affects fish growth performance (Boujard and Leatherland 1992a;Bolliet et al 2001aBolliet et al , 2004Velázquez et al 2004), but the mechanisms underlying this process are not clearly understood (Bolliet et al 2001a;Madrid et al 2001).…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 98%

Growth and nutrient utilisation of blackspot seabream (Pagellus bogaraveo) under different feeding regimes

Figueiredo-Silva

Corraze

Sánchez-Gurmaches

et al. 2010

Fish Physiol Biochem

View full text Add to dashboard Cite

The growth and nutrient utilization of blackspot seabream was studied under self-feeding or hand feeding for 90 days. Groups of 31 fish with an initial body weight of 24 g were fed either by hand two times a day (09:00, and 18:00 h) to apparent satiety or by self-feeders. The 90 days of the feeding trial included two periods: an adaptation period (30 days) required to achieve a constant number of feed demands per day and a subsequent experimental period (60 days). Final body weight and daily growth index were unaffected by the feeding regimes. However, the marked reduction in voluntary feed intake associated with similar nutrient gain on the self-fed group resulted in improved nutrient efficiency and in subsequent increased protein, lipid and energy retentions compared to fish hand-fed at set hours. The self-fed group displayed depressed malic (<62%) and fatty acid synthetase (<35%) activities as well as reduced triacylglycerol plasma levels, which correlated positively with feed intake and, at some extent, with fish lipid content. These results indicate the ability of blackspot seabream to adjust their lipid metabolism according to fish feeding rhythm. No effect of feeding method was however observed on glycolytic hepatic activities or on glucose, cholesterol and insulin plasma levels. Self-feeders led to similar growth (DGI, 1.4-1.5) but better efficiency (FCR, 1.0 vs. 1.5), and hence, can be regarded as a helpful tool to optimize feed distribution according to this species natural rhythm. The maximal number of demands occurring between 20:00 and 21:00 h (dusk/sunset), together with the fact that 61% of the feed demands took place during the night, reveals a preferential crepuscular/nocturnal feeding pattern of this species.

show abstract

Effects of Feeding Time on Feed Intake and Growth

Cited by 17 publications

References 66 publications

PERFORMA PERTUMBUHAN KRABLET KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) DENGAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN BERBEDA PADA STADIA PENDEDERAN

PERFORMA PERTUMBUHAN KRABLET KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) DENGAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN BERBEDA PADA STADIA PENDEDERAN

PEMANFAATAN BIOFLOK PADA BUDIDAYA UDANG VANAME ( Litopenaeus vannamei ) INTENSIF

Growth and nutrient utilisation of blackspot seabream (Pagellus bogaraveo) under different feeding regimes

Contact Info

Product

Resources

About