Ekstraksi Kulit Buah Bit (Beta Vulgaris L) Sebagai Zat Pewarna Alami

Abstract

Tanaman bit (Beta vulgaris L) merupakan sejenis tanaman umbi-umbian yang banyak mengandung gizi. Kulit bit merah memiliki kandungan pigmen zat betasianin alami yang dapat dijadikan sebagai pewarna makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan pewarna alami dari kulit bit, Mempelajari pengaruh waktu dan suhu untuk mengestraksi pigmen kulit bit dengan solven Aquades dan Mengevaluasi laju perpindahan massa zat warna dari kulit bit. Tahap pertama dilakukan ekstraksi kulit bit dengan pelarut solven aquades pada variasi suhu dan waktu. Tahap kedua dilakukan uji pada sampel yaitu uji pH, uji kadar air, uji intensitas warna dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dan evaluasi laju perpindahan zat warna. Pada suhu (70oC) dan waktu 90 menit menghasilkan zat warna yang bagus dan dihasilkan ketahanan zat warnanya lebih lama sampai 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu berpengaruh terhadap kualitas zat warna, pH, kadar air dan intensitas zat warna. Pada suhu rendah dan waktu ekstraksi yang lama ketahanan zat warnanya lebih tahan lama. Perpindahan massa yang terjadi pada zat warna didapatkan degan persamaan NA = Kca (C*A- CA). Harga konsentrasi pewarna (CA) dari kulit bit ke solven aquades pada ekstraksi zat warna dalam tangki berpengaduk berbanding lurus dengan waktu, suhu, kecepatan putar pengadukan dan fluks massa tiap satuan volume pelarut (NAV).

Improving the Physicochemical and Microstructural Qualities of Chicken Patties with the Addition of Red Beet Peel Flour (Beta vulgaris L) as a Filler

“…This is due to the carotenoid content in beetroot flour. Red beet peel contains a substance that can be used as a natural dye in food products, namely the color pigment betacyanin (Silalahi et al, 2022). Betasani in beet peel is 2.4535 mg/100g (Setiawan, Nugroho, and Lestario, 2015).…”

“…Beet peel contains betacyanin compounds which can be used as natural dyes (Silalahi et al, 2022). Beet peel is a source of antioxidants because of several active compounds such as carotenoids, glycine betaine, saponins, and folate from beta-cyanin and betalain polyphenols and flavonoids (El-Beltagi et al, 2022).…”

Mass Transfer Coefficient of Extraction of Anthocyanin from Mangosteen Peel (Garcinia mangostana L.) with Ethanol-HCl as Solvent

“…Antosianin juga dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan, antidiare, dan antikanker (Yasin, 2022). Selain kulit buah manggis, sejumlah bagian tanaman berpotensi untuk diambil pigmen antosianinnya, seperti bunga dadap merah (Damayanti, 2020;Purwanti, 2016), buah lobi-lobi dan jamblang (Yasin, 2022), daun miana (Muliyani, 2021), kulit buah rambutan (Siahaan, 2014;Wijaya, 2001), kulit buah bit (Silalahi, 2021), serta kulit bawang merah (Ilham, 2020). Dengan demikian, pemanfaatan kulit buah manggis diharapkan dapat ditingkatkan melalui penelitian ini.…”

“…Neraca massa pada proses ekstraksi padat-cair dari butiran berbentuk bola dapat dituliskan sebagai berikut: Laju alir massa masuklaju alir massa keluar + laju generasi massa = laju massa terakumulasi Menurut Putri (2015) dan Silalahi (2021), jika proses ekstraksi dilakukan secara batch, maka: Dalam hal ini, persamaan (12) dapat digunakan untuk mengetahui perubahan konsentrasi atau kadar antosianin dalam serbuk kulit manggis seiring dengan waktu. Persamaan ( 9), (10), atau (11) dapat diselesaikan dengan prosedur regresi melalui pengukuran kadar antosianin dalam pelarut (C) pada berbagai waktu (t), di mana nilai koefisien transfer massa (kC) dapat diperoleh pada nilai SSE (sum of square of errors) minimum.…”