Usaha adaptasi alat ukur multikulturalisme menjadi penting karena terdapat perbedaan dalam persepsi multikulturalisme di negara-negara barat dan Indonesia. Jika multikulturalisme di negara-negara barat lebih merujuk pada perbedaan warna kulit, di Indonesia multikulturalisme dapat dikatakan lebih dinamis, yaitu merujuk pada perbedaan suku. Oleh karena itu, diperlukan adanya alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur konstruk multikulturalisme. Penelitian ini dilakukan demi tujuan tersebut, dengan cara mengadaptasi alat ukur Munroe Multicultural Attitude Scale Questionnaire (MASQUE). Pemilihan MASQUE sebagai alat ukur yang diadaptasi karena MASQUE dapat mengukur sikap terhadap multikulturalisme pada sampel yang lebih luas. Adaptasi MASQUE dilakukan melalui tahap penerjemahan, penerjemahan ulang, pengujian validitas, serta pengujian reliabilitas. Pengujian validitas alat ukur MASQUE versi Indonesia dilakukan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA), sedangkan pengujian reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan Cronbach-Alpha. Hasil adaptasi alat ukur yang diuji pada 1393 responden menunjukkan bahwa tiga dimensi (pengetahuan, tindakan, dan kepedulian) dalam kuesioner ini reliabel, tetapi memiliki validitas konstruk yang kurang baik. Kesimpulannya, alat ukur ini dapat digunakan untuk mengukur multikulturalisme di Indonesia, dengan catatan menghapus beberapa item alat ukur asli yang sulit dipahami dalam konteks Indonesia.