2017
DOI: 10.24114/gondang.v1i1.7919
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Estetika Sema Dalam Tarekat Sufi Naqsybandi Haqqani Jakarta Sebagai Media Penanaman Pendidikan Tauhid

Abstract: The concept of beauty (aesthetic) as a central issue to reveal the meaningfulness of the value of a form of art or artwork, can not be done by generalizing. The emergence of the phenomenon of art with the term Sema in the Sufi order Naqsybandi Haqqani Jakarta can certainly be assumed as a transformation of the values of Tauhid education based on the aesthetic concept of Sufism in the domain of Islam, because the existence of Sufi orders in general only offer spiritual teachings (aims) to achieve purification o… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
2
0
6

Year Published

2018
2018
2022
2022

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(8 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
6
Order By: Relevance
“…Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang dikaitkan dengan fenomena seni yang ada di Kampung Bojong Rangkasbitung -Banten. Bentuk analisis ini menekankan pada pengungkapan teori yang meninjau lebih dalam pada salah satu pendekatan yang paling berpengaruh pada proposisi yang membumi (Kuswarno, 2009;Putra, 2017;Rohendi Rohidi, 2011). Dalam penelitian ini memfokuskan kajian pada bentuk pertunjukan dan respon estetis pola tabuh alu dan lisung pada kesenian gendreh di Kampung Bojong Rangkasbitung Banten dijelaskan sesuai dengan konteks pada suatu ruang pertunjukan.…”
Section: Metodeunclassified
“…Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang dikaitkan dengan fenomena seni yang ada di Kampung Bojong Rangkasbitung -Banten. Bentuk analisis ini menekankan pada pengungkapan teori yang meninjau lebih dalam pada salah satu pendekatan yang paling berpengaruh pada proposisi yang membumi (Kuswarno, 2009;Putra, 2017;Rohendi Rohidi, 2011). Dalam penelitian ini memfokuskan kajian pada bentuk pertunjukan dan respon estetis pola tabuh alu dan lisung pada kesenian gendreh di Kampung Bojong Rangkasbitung Banten dijelaskan sesuai dengan konteks pada suatu ruang pertunjukan.…”
Section: Metodeunclassified
“…Dalam bahasa Arab Sema berarti mendengar atau jika di terapkan dalam definisi yang lebih luas, bergerak dalam suka cita-cita sambil mendengarkan nada-nada musik sambil berputar-putar sesuai dengan arah putaran alam semesta. Di Barat tarian ini lebih dikenal sebagai Whirling Dervishe, atau para darwis yang berputar putar devine dance (Ahmadi, 2017;Faiz, 2016;Putra, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tari Sufi MAN 1 Magetan mempunyai unsur penyajian yang terdiri dari gerak, iringan, tata rias, busana, pola lantai dan panggung pertunjukan. Menurut (Falah, 2015;Putra, 2017) gerakan inti tari sufi adalah berputar, berputar ke arah kiri sebagaimana putaran tawaf di Ka'bah. Adapun urutan tarian Sufi pada saat pertunjukan adalah pertama, penari berjalan menuju panggung dengan meletakkan telapak tangan di dada dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri dibawah.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…The concept of beauty (aesthetic) as a central issue to reveal the meaningfulness of the value of a form of art or artwork, can not be done by generalizing (Putra, 2017).…”
Section: Theoretical Frameworkmentioning
confidence: 99%