Pemanfaatan etnofarmasi masih banyak digunakan di Bali, karena telah diwariskan secara turun-temurun. Meskipun masyarakat Bali masih memegang erat kepercayaan terhadap sistem pengobatan tradisional dan telah lama memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat, namun masih sangat sedikit penelitian yang mendokumentasikan keragaman jenis tanaman yang tercatat dalam lontar usadha beserta dengan pemanfatannya dalam mengobati berbagai jenis penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanaman apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Banjar Saraseda, Tampaksiring, Gianyar, Bali. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Pengajuan pertanyaan kepada responden mengenai nama lokal dari tanaman yang ada di wilayah Banjar Saraseda Tampaksiring, Gianyar, Bali yang memiliki manfaat sebagai pengobatan. Selain itu juga ditanyakan mengenai nama daerah tanaman, manfaat/indikasi pengobatan, bagian tanaman yang digunakan, serta cara penggunaan dan pengolahan tanaman sebagai obat. Data kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabel. Berdasarkan penelitian etnofarmasi yang telah dilakukan di Banjar Saraseda, Tampaksiring, Gianyar, Bali diperoleh secara umum 20 jenis tanaman. Adapun bagian tanaman yang digunakan oleh masyarakat di Banjar Saraseda, Tampaksiring, Gianyar, Bali diantaranya adalah daun (75%), rimpang (15%), dan buah (10%). Cara pengolahan tanaman yang digunakan diantaranya adalah direbus (65%), ditumbuk (15%), diparut, dihaluskan, diseduh dan tanpa pengolahan masing-masing sebesar 5%. Berdasarkan indikasi penggunaan, indikasi yang digunakan pada tanaman obat adalah untuk mengatasi demam (20%), nyeri otot dan asam urat (20%), hipertensi (20%), gatal-gatal (10%), diabetes (10%), luka, diare, wasir dan maag masing-masing sebesar 5%.
Kata Kunci: etnofarmasi, tanaman obat, obat tradisional