2015
DOI: 10.21082/jtidp.v2n1.2015.p51-60
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Evaluasi Jamur Antagonis dalam Menghambat Pertumbuhan Rigidoporus microporus Penyebab Penyakit Jamur Akar Putih pada Tanaman Karet

Abstract: ABSTRAKRigidoporus microporus merupakan patogen penyebab penyakit jamur akar putih (JAP) pada karet yang sangat sulit untuk dikendalikan. Penggunaan jamur antagonis diharapkan mampu mengendalikan patogen tersebut karena memiliki kemampuan penghambatan melalui mekanisme kompetisi, antibiosis, atau parasitisme. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi 10 isolat jamur antagonis dalam menghambat R. microporus penyebab penyakit JAP pada tanaman karet serta mengidentifikasi mekanisme penghambatannya secara in vitro. Pe… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
12
0
10

Year Published

2016
2016
2023
2023

Publication Types

Select...
8

Relationship

3
5

Authors

Journals

citations
Cited by 19 publications
(22 citation statements)
references
References 14 publications
0
12
0
10
Order By: Relevance
“…Aplikasi T. harzianum pada potongan akar yang terinfeksi R. lignosus mengakibatkan pemulihan akar hingga 72% jika akar terinfeksi ringan, sementara jika terinfeksi berat hanya dapat memulihkan kondisi akar sebesar 23.6% (Jayasuriya dan Thenaakkon 2007). Hypocrea atroviridis yang diisolasi dari perkebunan karet di Sumatra dapat menghambat pertumbuhan patogen sebesar 77.93% pada 7 hari setelah inokulasi (Amaria et al 2015). C. cupreum yang diformulasikan dalam bentuk tepung dan minyak mampu mengurangi insidensi penyakit akar putih pada karet sebesar 60−80% (Soytong dan Kaewchai 2014).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Aplikasi T. harzianum pada potongan akar yang terinfeksi R. lignosus mengakibatkan pemulihan akar hingga 72% jika akar terinfeksi ringan, sementara jika terinfeksi berat hanya dapat memulihkan kondisi akar sebesar 23.6% (Jayasuriya dan Thenaakkon 2007). Hypocrea atroviridis yang diisolasi dari perkebunan karet di Sumatra dapat menghambat pertumbuhan patogen sebesar 77.93% pada 7 hari setelah inokulasi (Amaria et al 2015). C. cupreum yang diformulasikan dalam bentuk tepung dan minyak mampu mengurangi insidensi penyakit akar putih pada karet sebesar 60−80% (Soytong dan Kaewchai 2014).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Percobaan dilaksanakan di laboratorium dan rumah kasa Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi, mulai Juni sampai Desember 2014. Isolat Trichoderma yang digunakan adalah T. virens dan T. amazonicum, merupakan koleksi Balittri yang telah diuji keefektifannya secara in vitro dan in vivo terhadap patogen R. microporus pada tanaman karet (Amaria et al, 2013;Amaria & Wardiana, 2014;Amaria, Harni, & Samsudin, 2015;Amaria et al, 2016). Isolat patogen yang digunakan adalah R. microporus yang berasal dari Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, Palembang.…”
Section: Bahan Dan Metodeunclassified
“…Hasil penelitian Santhosh (2015) menunjukkan bahwa penambahan gliserol dapat meningkatkan daya simpan biofertilizer pada media cair sampai 6 bulan. Hasil penelitian Sriram, Palanna, & Ramanujam (2010) dan Sriram et al (2011) (Amaria, Taufiq, & Harni, 2013;Amaria & Wardiana, 2014;Amaria, Harni, & Samsudin, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified