Membangun resiliensi atau ketahanan pada remaja merupakan kebutuhan yang sangat penting. Remaja yang tangguh akan mampu menunjukkan sikap dan perilaku positif, berfungsi positif dalam situasi yang berisiko, mengembangkan kemampuan koping yang positif, dapat bangkit kembali dari situasi yang traumatis, dan menurunkan risiko munculnya gejala depresi. Tujuan penyusunan artikel ini adalah untuk mengetahui intervensi-intervensi guna meningkatkan resiliensi pada remaja. Penelitian dilakukan dengan metode literature review pada database Garba Rujukan Digital (Garuda) dan Pubmed, menggunakan kata kunci remaja resilien, adolescen* AND resilien*. Hasil penelusuran literatur didapatkan 651 artikel, namun yang memenuhi kriteria untuk dianalisis adalah 14 artikel. Sebanyak lima (5) dari 14 penelitian menunjukkan hasil bahwa intervensi yang dilaksanakan efektif untuk meningkatkan resiliensi pada remaja. Resiliensi pada remaja dapat ditingkatkan dengan intervensi yang meliputi berbagai aspek pada individu dan lingkungan sosial, yang dilaksanakan dalam beberapa sesi dan dilakukan follow up. Intervensi manajemen stres, mindfulness, yoga, cognitive reappraisal, humor, teknik relaksasi, mengembangkan life skills dan kebersyukuran merupakan upaya-upaya yang dapat dikembangkan untuk membantu remaja meningkatkan resiliensi. Sebagai rekomendasi, diperlukan penelitian selanjutnya mengenai intervensi atau model untuk mengembangkan resiliensi pada remaja di Indonesia, khususnya intervensi yang berbasis pada komunitas.