“…Tampaknya perempuan yang penyintas KDRT, fisik maupun psikologisnya lebih cenderung menunjukkan tanda-tanda kecemasan, gangguan stres pascatrauma, keputusasaan, dan bahkan keinginan untuk menempatkan diri dalam bahaya bahkan keinginan untuk bunuh diri (Pico-Alfonso et al, 2006) Pada penelitian ini tidak ditemukan subjek yang melukai diri, serta gagasan untuk mengakhiri hidup. Alimi & Nurwati (2021) menyatakan bahwa hubungan pribadi dengan indvidu penyintas KDRT akan membuatnya merasa takut, cemas, stres, dan depresi karena selalu terbayang dengan kejadian yang menimpa dirinya, terlihat murung, sering melamun, kerap menangis, insomnia karena bermimpi buruk, menyalahkan diri sendiri atas kejadian yang dialami sehingga membuat korban tidak dapat menghargai diri sendiri. Hal ini menyebabkan korban KDRT mengalami kesulitan dalam penerimaan diri.…”