ABSTRAKPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) telah didiseminasikan sejak lama di sentra produksi jagung, termasuk Gorontalo. Namun penerapannya di tingkat petani belum optimal sehingga belum berkembang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat adopsi komponen teknologi PTT jagung, dan mengidentifikasi faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi penerapan PTT jagung oleh petani di Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan pada agroekosistem lahan kering dataran rendah di Kecamatan Tibawa dan agroekosistem lahan kering dataran tinggi di Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan kecamatan dan kabupaten tersebut merupakan sentra produksi jagung, dan telah melaksanakan berbagai program peningkatan produksi jagung dari berbagai instansi pemerintah. Survei dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2015. Tingkat adopsi komponen PTT jagung oleh petani responden menggunakan pembobotan (skor). Metode analisis faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi penerapan PTT jagung menggunakan model regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan aksesibilitas petani terhadap sumber pendukung usahatani seperti modal (kredit), pasar, dan sumber teknologi berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi PTT. Langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan akses petani terhadap kredit pada lembaga keuangan formal (bank) antara lain menyediakan skim kredit yang fleksibel, mudah, tidak prosedural, dan tidak memberatkan. Peningkatan akses petani terhadap sumber teknologi dapat dilakukan melalui peningkatan frekuensi penyuluhan, pelaksanaan diseminasi teknologi yang menjangkau lebih banyak kelompok tani dan petani.Kata kunci: jagung, petani, sosial-ekonomi, inovasi, adopsi
ABSTRACTIntegrated Crop Management (ICM) of maize has been disseminated since long time in all production centers in Indonesia, including Gorontalo. However, the application at the farmer level has not been optimal so that it has not yet expanded. This study aims to measure the adoption rate of the components of maize ICM technology, and to identify socio-economic factors that affect the application of maize by farmers in Gorontalo District. The study was conducted on lowland dryland agro ecosystem in Tibawa Subdistrict and highland dryland agro ecosystem in Bongomeme Subdistrict, Gorontalo District. Site selection was done purposively with the consideration that the district and sub-district were maize production centers, and had implemented various programs to increase maize production with the application of ICM from various government agencies. The survey was carried out in February-May 2015. The adoption rate of maize ICM component by respondents farmers used the weighting (score). Socio-economic factor analysis methods that influence the application of maize ICM using logistic regression model. The results showed that the accessibility of farmers to the supporting sources of farming such as capital (credit), market, and technology sources significantly affected the adoption of ICM technology. Steps t...