2019
DOI: 10.35892/jikd.v14i1.104
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita 24-60 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lakudo Kabupaten Buton Tengah

Abstract: Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada bayi (0 – 11 bulan) dan anak balita (12 – 59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian stuntingdi wilayah kerja Puskesmas Lakudo Kabupaten Buton Tengah. Desain penelitian yang digunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 80 responden.… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

1
3
0
13

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
7
1

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 14 publications
(17 citation statements)
references
References 0 publications
1
3
0
13
Order By: Relevance
“…Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan bahwa yang memicu terjadinya stunting dapat disebabkan karena masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, hal ini terlihat dari masih rendahnya cakupan penimbangan balita, sehingga pemantauan status gizi balita yang dilakukan setiap bulannya melalui posyandu tidak dapat digunakan dalam menentukan status gizi, dan masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemberian makanan tambahan pada balitanya (Dewi, 2019). Kemudian, berdasarkan hasil wawancara dari 3 ibu balita yang stunting, responden menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang pemberian makanan tambahan balita dan balita tidak mendapatkan ASI eksklusif serta imunisasi dasar balita yang tidak lengkap.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan bahwa yang memicu terjadinya stunting dapat disebabkan karena masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, hal ini terlihat dari masih rendahnya cakupan penimbangan balita, sehingga pemantauan status gizi balita yang dilakukan setiap bulannya melalui posyandu tidak dapat digunakan dalam menentukan status gizi, dan masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemberian makanan tambahan pada balitanya (Dewi, 2019). Kemudian, berdasarkan hasil wawancara dari 3 ibu balita yang stunting, responden menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang pemberian makanan tambahan balita dan balita tidak mendapatkan ASI eksklusif serta imunisasi dasar balita yang tidak lengkap.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Maternal education, family income, and maternal knowledge about nutrition are related to the incidence of stunting in children under five between rural and urban areas [17]. Addressing malnutrition in children requires an integrated approach that can improve the overall socioeconomic well-being of the family, mother's education, and knowledge of optimal nutrition practices, along with adequate maternal nutrition [18].…”
Section: Discussionmentioning
confidence: 99%
“…Hal ini perlu diperkenalkan sejak dini agar pola makan anak teratur, seperti waktu makan dan variasi makanan 17 . Selain itu, Dewi et al, (2019) juga mengatakan bahwa pola makan anak akan mempengaruhi kejadiaan stunting pada usia 24-60 bulan, jika terdapat pemberiaan makan yang salah, seperti makanan yang tidak mengadung keseimabngan zat gizi akan berisiko besar pada kejadiaan stunting 18 .…”
Section: Kategori Usiaunclassified