2021
DOI: 10.33084/jsm.v7i1.2662
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Formulasi dan Evaluasi Sediaan Obat Kumur (Mouthwash) dari Ekstrak Etanol Daun Kalangkala (Litsea angulata) sebagai Antiseptik Mulut

Abstract: Research of mouthwash formulation and evaluation of kalangkala leaves extract (Litsea angulata) as an oral antiseptic also has been tested in Streptococcus mutans bacteria by variation in the concentration of extract 2%, 2,5%, and 3%, which aims to determine the ideal formula in physical quality and has the highest antibacterial activity based on an inhibition zone of Streptococcus mutans bacteria in mouthwash formula. The methods used include the step of extraction of Kalangkala leaves, preparation of mouthwa… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Menurut penelitian biji kalangkala mengandung zat aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin yang memiliki sifat antibakteri (24,25). Penilitian Rohama et al ( 2023) menunujukkan terdapat zona hambat E.coli terhadap ekstrak daun kalangkala 100mg/ml sebesar 26mm (26). Adapun pada hasil penelitian ini menunjukkan sifat antibakteri pada biji kalangkala mulai terbentuk pada konsentrasi 25% yaitu 19,78mm yang berarti zona hambat susceptible dan zona hambat terbesar terbentuk pada konsentrasi 100% dengan nilai maksimal zona hambat 33,72mm semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak kandungan zat yang terdapat pada bahan ekstrak dan meningkatkan daya zat aktif pada bahan tersebut (23).…”
Section: Alatunclassified
“…Menurut penelitian biji kalangkala mengandung zat aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin yang memiliki sifat antibakteri (24,25). Penilitian Rohama et al ( 2023) menunujukkan terdapat zona hambat E.coli terhadap ekstrak daun kalangkala 100mg/ml sebesar 26mm (26). Adapun pada hasil penelitian ini menunjukkan sifat antibakteri pada biji kalangkala mulai terbentuk pada konsentrasi 25% yaitu 19,78mm yang berarti zona hambat susceptible dan zona hambat terbesar terbentuk pada konsentrasi 100% dengan nilai maksimal zona hambat 33,72mm semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak kandungan zat yang terdapat pada bahan ekstrak dan meningkatkan daya zat aktif pada bahan tersebut (23).…”
Section: Alatunclassified
“…Kalangkala merupakan tanaman khas Kalimantan Selatan yang secara umum digunakan masyarakat sebagai makanan dan tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa secara empiris kalangkala dapat digunakan untuk membantu masalah Kesehatan seperti diare, penyakit kulit, antikanker dan antimikroba (Kuspradini, Putri, & Diana, 2018). Dalam penelitian yang di lakukan Kuspradini et al 2018 menyatakan bahwa tanaman kalangkala dalam bentuk ekstrak mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus bakteri penyebab penyakit kulit dan bentuk sediaan juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Rohama & Melviani, 2021), kemampuan ini dikarenakan kalangkala mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid (Rohama, Melviani, & Noval, 2023) Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberikan manfaat selain dibidang pendidikan juga di bidang sosial dan ekonomi. Pada bidang pendidikan melalui pengabdian ini diharapkan pengetahuan masyarakat menjadi lebih mengetahui bahwa tanaman kalangkala tidak hanya dapat dikonsumsi sebagai makanan namun juga dapat digunakan untuk membantu pengobatan kutu air.…”
Section: Gambar 2 Pembuatan Salep Oleh Masyarakatunclassified
“…Kalangkala (Litsea angulata Bl) is a species of the genus Litsea belonging to the Lauraceae family. Traditionally, the people of Kalimantan use Kalangkala plant (Litsea angulata) to treat diseases such as diarrhea, stomachache, dyspepsia, gastroenteritis, diabetes, and so on (Rohama and Melviani, 2021). Some people in South Kalimantan have traditionally used the seeds of the Kalangkala fruit for the treatment of boils (Mustikasari and Ariyani, 2010).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%