Latar Belakang: Populasi lanjut usia (lansia) dunia meningkat sangat cepat. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (2013) memproyeksikan jumlahnya mencapai 24.754.500 jiwa pada tahun 2018. Lansia merupakan tahap fisiologis lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh beradaptasi terhadap stres lingkungan. Penurunan fungsi yang nyata pada lansia adalah penurunan masa otot atau atropi yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup lansia.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kekuatan otot dengan kualitas hidup pasien lanjut usia.
Metode: Penelitian ini merupakan observasional dengan pendekatan cross-sectional yang berlangsung pada bulan November-Desember 2019. Terdapat 40 responden lansia di Panti Wredha Natar Kabupaten Lampung Selatan yang tergabung dalam penelitian ini. Responden dilakukan pemeriksaan kekuatan otot menggunakan pemeriksaan hand grip strength dan penilaian kualitas hidup secara bersamaan.
Hasil: Subyek dengan kekuatan otot baik sebanyak 15 responden (65,22%) berkualitas hidup baik, sedangkan subyek dengan kekuatan otot lemah sebanyak 7 responden (41,17%) memiliki kualitas hidup baik. Subyek dengan kekuatan otot baik 1,5 kali memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan kekuatan otot yang lemah secara bermakna (p = 0,034; IK 95% 1,34–10,45).
Simpulan: Kekuatan otot berhubungan dengan kualitas hidup lansia signifikan secara statistik.