2018
DOI: 10.24912/provitae.v11i1.1863
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Gambaran Pengetahuan Seksualitas Siswa Kelas IV-VI SD N di Jakarta

Abstract: Ease of accessing information through internet causes primary school-age children to be vulnerable to exposure to matters related to sexuality and pornography. The limitations of parents and teachers in providing sexuality education leads to premature sexual behavior in primary school students. This study aims to explain the description of knowledge about sexuality in the students of grade IV-VI in SD N, which has a Buddhist background. Buddhism itself does not view sexuality as a wrong thing, but it takes awa… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
3
0
9

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(12 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
9
Order By: Relevance
“…Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan dalam diri dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan (Martinis Yamin, 2007). Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2006).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan dalam diri dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan (Martinis Yamin, 2007). Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2006).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Faktor internal ada pada diri peserta didik sendiri, seperti kurang minatnya belajar PAI, kondisi psikologi peserta didik yang tidak stabil, tidak mengetahuinya orientasi pembelajaran PAI, peran, dan fungsinya, sehingga peserta didik kurang begitu terangsang untuk antusias belajar PAI terutama materi Al-Qur'an. Sedangkan faktor eksternal merujuk pada pengawasan orang tua, redesain kurikulum PAI yang dinilai kurang mengena dengan tujuan pembelajaran, metodologi pembelajaran yang konvensional, dan faktor habit belajar (Yamin, 2007).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Teori konstruktivisme menekankan adanya hakekat sosial yang diperoleh dari belajar, dimana dalam teori ini peserta didik secara individu harus menemukan sendiri informasi baru dan menerapkan informasi tersebut dalam permasalahan yang lain (Yamin, 2008). Penerapan teori konstruktivisme dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui empat tahapan yaitu apersepsi, eksplorasi, diskusi serta pengembangan dan aplikasi (Jasumayanti, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified