Catechism is a church formation to educate youth consider maturity in faith. Catechization is usually goes for a long period, however, due to Covid-19 pandemic, catechization’s timing become uncertainty and tends to be shorter. This is also happened at GKE Tangkiling as Evangelical Church in Kalimantan. Due to pandemic, implementation of the catechism for youth was carried out within two months. Through this research, the writer describes the catechization activities, catechization material which is packaged in a more concise manner and the way the teacher delivers its material in limited time. This research uses a qualitative approach with a descriptive method. From the results, it was found that catechism activities were carried out 6-8 times in November to December 2020 with one meeting in one week. Meanwhile, in the second week of December, catechism activities were held four times. Duration of catechism activity was approximately two hours. The material that presented to youth participants was very limited by summarizing the catechism guidelines by GKE. The catechism teacher selects and packs material that is considered very close and relevant to the lives of youth participants, such as good courtship, utilizing one's talents and potential and material about church life. The teacher also chooses sharing method according to the agreement of the catechism participants so that the available time can be used as effectively as possible.
Katekisasi merupakan bentuk pembinaan gereja yang bertujuan mendidik remaja kepada kedewasaan iman. Katekisasi biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, namun demikian karena pandemi Covid-19 waktu pelaksanaan katekisasi menjadi tidak menentu dan cenderung lebih pendek. Hal ini juga terjadi di GKE Tangkiling, karena pandemi maka pelaksanaan katekisasi sidi dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan. Melalui penelitian ini, penulis mendeskripsikan kegiatan katekisasi, materi katekisasi yang dikemas secara lebih ringkas dan cara pengajar menyampaikan materi katekisasi di tengah keterbatasan waktu di GKE Tangkiling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kegiatan katekisasi dilaksanakan 6-8 kali pertemuan pada bulan November s.d Desember Tahun 2020 dengan mekanisme satu kali pertemuan dalam satu minggu. Sedangkan pada minggu kedua pada Bulan Desember, kegiatan katekisasi dilaksanakan empat kali pertemuan. Durasi kegiatan katekisasi dilaksanakan kurang lebih dua jam. Materi yang disampaikan kepada peserta sangat terbatas dengan merangkum dari pedoman katekisasi GKE. Pengajar katekisasi memilih dan mengemas materi yang dianggap sangat dekat dan relevan dengan kehidupan remaja selaku peserta katekisasi sidi seperti, hubungan pacaran yang baik, memanfaatkan talenta dan potensi diri dan materi tentang kehidupan bergereja. Pengajar katekisasi memilih metode sharing sebagaimana kesepakatan peserta katekisasi sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seefektif mungkin. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterbatasan waktu dalam pelaksanaan kegiatan katekisasi sidi sehingga berdampak kurang maksimalnya materi disampaikan kepada peserta katekisasi.