Proses dekomposisi dolomit menjadi MgO dan CaO merupakan proses penting mengingat kedua oksida tersebut banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Untuk melihat pengaruh suhu proses kalsinasi terhadap dekomposisi dolomit menjadi MgO dan CaO, maka dilakukan kalsinasi. Proses kalsinasi menggunakan tungku Muffle furnace dengan suhu sebesar 500 o C, 600 o C, 700 o C, 800 dan 900 o C. Sebanyak kurang lebih 100 gram/sampel dolomit dimasukkan dalam tungku dan dipanaskan dengan laju pemanasan 10 o C/menit pada berbagai suhu yang kemudian ditahan masing-masing selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 dan 5 jam. Produk kalsinasi kemudian ditimbang dan dikarakterisasi dengan X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil percobaan menunjukkan kalsinasi dolomit semakin meningkat seiring dengan kenaikkan suhu kalsinasi. Proses kalsinasi dolomit optimum tercapai pada suhu 900 o C selama 4 jam dengan pengurang berat mencapai 46,74 %. Berdasarkan perhitungan stoikiometri pengurangan berat 46,74 % menunjukkan bahwa 97,78 % dolomit terdekomposisi menjadi MgO dan CaO. Pembentukan fasa MgO dan CaO dari dolomit melalui dua tahapan yaitu tahapan pembentukan fasa MgO-CaCO 3 pada suhu 700 o C dan tahapan pembentukan CaO pada suhu 800 o C-900 o C. Kesimpulan yang didapatkan dari proses kalsinasi dolomit ini adalah peningkatan suhu kalsinasi dapat meningkatkan proses dekomposisi dolomit menjadi fasa MgO dan CaO.