ABSTRAKSektor konstruksi diketahui memberikan dampak cukup besar bagi lingkungan. Sektor konstruksi berkontribusi menghasilkan emisi gas karbon lebih dari 40%, menggunakan material dari alam yang jumlahnya cukup besar, menyumbangkan limbah, serta mengurangi daerah untuk resapan air dan area hijau. Atas dasar inilah dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, para praktisi di dunia konstruksi terus didorong untuk menerapkan konsep green building. Saat ini keberadaan green building di Indonesia masih sangat sedikit, sehingga konsep dan pemahaman konsep green building di Indonesia masih harus terus disosialisasikan dan didorong penerapannya. Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi penerapan konsep green building pada gedung Bank Indonesia (BI) Surakarta. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi latar belakang dan proses penerapan konsep green building pada gedung tersebut, serta mengetahui pandangan dan peran dari dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses perencanaan, pembangunan serta penggunaannya. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif dari owner, konsultan perencana, kontraktor dan pengguna gedung. Untuk memastikan kualitas data yang dikumpulkan, dilakukan triangulasi teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, kuesioner dan studi dokumentasi. Penentuan sampel sumber data dilakukan secara purposive. Analisis data kualitatif dilakukan melalui proses data reduction, data display, dan verification. Hasil penelitian menunjukkan komitmen yang kuat dari owner sebagai pioneer dalam mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi sebagai alasan utama penerapan konsep green building pada Gedung BI Surakarta. Aplikasi green building yang diterapkan meliputi: penggunaan solar panel sebagai sumber energi alternatif, penggunaan kaca low-e sebagai pencahayaan alami, memanfatkan air limbah untuk di daur ulang, ruang terbuka hijau yang maksimal, adanya reflecting pool, penggunaan peralatan mekanikal-elektrikal yang hemat energi, terdapat parkir sepeda dan shower compartement, terdapat BAS (Building Automation System), perlengkapan sanitary yang ramah lingkungan, serta lingkungan kerja yang sehat dan nyaman. Owner, kontraktor dan pengguna gedung memiliki persepsi positif dan peran serta yang cukup besar dalam mewujudkan green building. Meskipun kontraktor memiliki persepsi yang positif namun dalam proses konstruksi terdapat beberapa hal yang dirasakan menjadi beban kontraktor antara lain proses konstruksi dan proses administrasi yang lebih rumit, serta timbulnya biaya-biaya ekstra yang harus ditanggung kontraktor. Pemerintah diharapkan dapat memberikan berbagai insentif yang mendorong penerapan konsep green building.Kata kunci: green building, gedung Bank Indonesia, Surakarta
PENDAHULUANPembangunan sangat berpengaruh terhadap kelestarian dan kualitas lingkungan karena menggunakan berbagai jenis sumber daya alam. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak memperhatikan kemampuan dan daya dukung lingkungan dapat mengakibatkan merosotnya kualitas lingkun...