Curry Plant (Murraya koenigii (Linn.) Spreng) is one of the plants that thrive in Indonesia. Curry contains secondary metabolites of alkaloids and flavonoids that have the potential as antioxidants. Antioxidants can reduce the activity of free radicals that can cause degenerative diseases such as cancer, coronary heart disease, and premature ageing of body cells by donating the protons to free radical compounds. This study aimed to determine the antioxidant activity and identify the active compound class of ethyl acetate fraction from curry leaves. Separation of secondary metabolites of ethyl acetate extracts was carried out by column chromatography method, which obtained 5 different fractions. The antioxidant activity of fractions A, B, C, D, and E was tested using the DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method with variations concentrations of 25, 50, 100, 200, and 400 ppm, and ascorbic acid was used as a comparison which measured at a wavelength of 517 nm. The results showed that fractions A and E have weak antioxidant activities, while fractions B, C, and D showed moderate antioxidant activities. The highest antioxidant activity was found in fraction B with an IC50 value of 341.38 ppm, where the fraction showed the presence of secondary metabolites of alkaloids and terpenoids.Abstrak: Tanaman kari ((Murraya koenigii (Linn.) Spreng) merupakan salah satu tanaman yang tersebar di Indonesia. Kari mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid dan flavonoid yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat mengurangi aktivitas radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung coroner dan penuaan sel dengan cara menyumbangkan proton pada senyawa radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas antioksidan dan mengidentifikasi kelas senyawa aktif fraksi etil asetat dari daun kari. Pemisahan metabolit sekunder dari ekstrak etil asetat dilakukan menggunakan metode kromatografi kolom dengan menghasilkan 5 fraksi yang berbeda. Aktivitas antioksidan dari fraksi A, B, C ,D ,dan E dilakukan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenil-2-pikrilhydrazil) dengan variasi konsentrasi 25, 50, 100, 200, dan 400 ppm dan asam askorbat digunakan sebagai perbandingan yang diukur pada panjang gelombang 517 nm. Hasil menunjukkan bahwa fraksi A dan E memiliki aktivitas antioksidan yang lemah, sedangkan fraksi B, C, dan D menunjukkan aktivitas antioksidan sedang. Aktivitas antioksidan yang paling tinggi ditemukan pada fraksi B dengan IC50 341,38 ppm. Fraksi tersebut menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder alkaloid dan terpenoid.