IN ENGLISH
Hepatitis B virus (HBV) causes acute and chronic liver infections. The treatment of chronic HBV infection using interferon and antiviral drugs is expensive. There was a case report of a patient with chronic hepatitis B who did not receive interferon and antiviral therapy but had negative seroconversion after taking herbs. A retrospective search showed that the patient consumed Curcuma xanthorrhiza rhizome (CXR) and Camelia sinensis green tea (CSGT). These herbs have been widely studied in vitro and in animal experiments for their role in reducing the effects of HBV infection. However, scientific studies on humans are lacking. This study describes the effects of CXR simplicia and CSGT administration in a patient with chronic hepatitis B. In this case, K, a female infected with HBV at the age of 32 years, had been taking neuro vitamins regularly for a year before the infection was known. K was asymptomatic, liver function was within normal limits, HBsAg was positive, and anti-HBs were negative. At the age of 45, she started taking CXR simplicia equivalent to 5 mg of curcumin and CSGT brew regularly. Six years later, HBsAg was not detected and her liver function remained within normal limits. Anti-HBs were detected one year later. This shows that CXR and CSGT help eliminate HBV, induce anti-HBs, and cured K from chronic hepatitis B infection.
ABSTRACT IN BAHASA
Hepatitis B virus (HBV) menyebabkan infeksi hepar akut dan kronis. Pengobatan infeksi HBV kronis menggunakan interferon dan obat antivirus, berbiaya sangat mahal. Ada satu laporan kasus pasien K dengan Hepatitis Kronis yang tidak mendapatkan terapi interferon dan antivirus tetapi terjadi serokonversi menjadi negatif setelah konsumsi herbal. Hasil penelusuran secara retrospektif diketahui pasien menkonsumsi rimpang Curcuma xanthorrhiza (RCX) dan daun teh hijau Camelia sinensis. Kedua herbal tersebut telah banyak diteliti secara invitro maupun menggunakan hewan coba, dapat mengatasi efek yang ditimbulkan oleh infeksi HBV, tetapi data untuk manusia masih diperlukan. Tujuan dari laporan kasus ini adalah menggambarkan efek pemberian RCX dan teh hijau Camelia sinensis pada pasien hepatitis B kronis. Pada kasus, pasien K terinfeksi HBV saat berusia 32 tahun, yang setahun sebelumnya telah mengkonsumsi neurovitamin tanpa terputus. Pasien K tidak bergejala, fungsi hepar dalam batas normal, pemeriksaan HBsAg positif, anti HBs negatif. Pada usia 45 tahun diterapi dengan simplisia RCX yang setara dengan 5 mg curcumin sehari dua kali dan seduhan teh hijau Camelia sinensis tanpa terputus. Enam tahun kemudian HBsAg tidak terditeksi, fungsi hepar tetap dalam batas normal. Setelah setahun timbul anti HBs. Hal ini diduga menunjukkan RCX dan teh hijau Camelia sinensis berefek menghilangkan HBV, menginduksi timbulnya anti HBs, dan menyembuhkan pasien K dari hepatitis B kronis