2017
DOI: 10.13181/mji.v26i1.1563
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

High frequency of NAT2 slow acetylator alleles in the Malay population of Indonesia: an awareness to the anti-tuberculosis drug induced liver injury and cancer

Abstract: ABSTRAK ABSTRACTBackground: Arylamine N-acetyltransferase 2 (NAT2) polymorphism was previously reported to have association with the risk of drug toxicities and the development of various diseases. Previous research on the Indonesian population, especially Javanese and Sundanese, showed that there were 33% NAT2 slow acetylator phenotype. The aim of this study was to map the NAT2 variation in the Malay ethnic to gain a deeper insight into NAT2 haplotypic composition in this ethnic.

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
8
0
11

Year Published

2017
2017
2022
2022

Publication Types

Select...
5
3

Relationship

1
7

Authors

Journals

citations
Cited by 15 publications
(19 citation statements)
references
References 23 publications
0
8
0
11
Order By: Relevance
“…Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa single nucleotide polymorphism (SNP) gen NAT2 pada daerah ekson, yang menyebabkan fenotipe asetilator lambat, memiliki kerentanan lebih besar untuk berkembang menjadi AT-DILI (Ohno et al 2000;Fountain et al 2005;Khalili et al 2011;Leiro-Fernandez et al 2011;Du et al 2013;Singla et al 2014). Di Indonesia sendiri polimorfisme gen NAT2 telah dipetakan pada populasi suku Jawa dan Sunda (Yuliwulandari et al, 2008)serta Melayu (Susilowati et al, 2017) dan diketahui bahwa genotipe asetilator lambat terkait kuat dengan AT-DILI (Yuliwulandari et al, 2016). Dengan adanya data tersebut, pengembangan metode NAT2 genotyping mungkin akan bermanfaat untuk memprediksi kerentanan pasien terhadap AT-DILI sebelum pengobatan sehingga efek samping yang tidak diinginkan dapat dihindari selama pengobatan tuberkulosis.…”
Section: Gambar 1 Jalur Metabolism Isoniazid Oleh Nat2unclassified
See 2 more Smart Citations
“…Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa single nucleotide polymorphism (SNP) gen NAT2 pada daerah ekson, yang menyebabkan fenotipe asetilator lambat, memiliki kerentanan lebih besar untuk berkembang menjadi AT-DILI (Ohno et al 2000;Fountain et al 2005;Khalili et al 2011;Leiro-Fernandez et al 2011;Du et al 2013;Singla et al 2014). Di Indonesia sendiri polimorfisme gen NAT2 telah dipetakan pada populasi suku Jawa dan Sunda (Yuliwulandari et al, 2008)serta Melayu (Susilowati et al, 2017) dan diketahui bahwa genotipe asetilator lambat terkait kuat dengan AT-DILI (Yuliwulandari et al, 2016). Dengan adanya data tersebut, pengembangan metode NAT2 genotyping mungkin akan bermanfaat untuk memprediksi kerentanan pasien terhadap AT-DILI sebelum pengobatan sehingga efek samping yang tidak diinginkan dapat dihindari selama pengobatan tuberkulosis.…”
Section: Gambar 1 Jalur Metabolism Isoniazid Oleh Nat2unclassified
“…Pemetaan keragaman genetik NAT2 telah dilakukan oleh Yuliwulandari et al(2008) dan Susilowati et al (2017) pada suku Jawa-Sunda dan Melayu. Berdasarkan distribusi trimodal, frekuensi dari fenotipe asetilator cepat, intermediet dan lambat pada etnis Jawa-Sunda adalah Kombinasi SNP (Haplotipe) Alel NAT2 rs1041983 rs1801280 rs1799929 rs1799930 rs1208 rs1799931 Susilowati et al, 2017 13,6%, 50.8%, dan 35.6% (Yuliwulandari et al, 2008).…”
Section: Nat2 Pada Suku Jawa-sunda Dan Melayu DI Indonesiaunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Pemetaan keragaman genetik NAT2 telah dilakukan oleh Yuliwulandari et al(2008) dan Susilowati et al (2017) pada suku Jawa-Sunda dan Melayu. Berdasarkan distribusi trimodal, frekuensi dari fenotipe asetilator cepat, intermediet dan lambat pada etnis Jawa-Sunda adalah Kombinasi SNP (Haplotipe) Alel NAT2 rs1041983 rs1801280 rs1799929 rs1799930 rs1208 rs1799931…”
Section: Nat2 Pada Suku Jawa-sunda Dan Melayu DI Indonesiaunclassified
“…Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa single nucleotide polymorphism (SNP) gen NAT2 pada daerah ekson, yang menyebabkan fenotipe asetilator lambat, memiliki kerentanan lebih besar untuk berkembang menjadi AT-DILI (Ohno et al 2000;Fountain et al 2005;Khalili et al 2011;Leiro-Fernandez et al 2011;Du et al 2013;Singla et al 2014). Di Indonesia sendiri polimorfisme gen NAT2 telah dipetakan pada populasi suku Jawa dan Sunda (Yuliwulandari et al, 2008)serta Melayu (Susilowati et al, 2017) dan diketahui bahwa genotipe asetilator lambat terkait kuat dengan AT-DILI (Yuliwulandari et al, 2016). Dengan adanya data tersebut, pengembangan metode NAT2 genotyping mungkin akan bermanfaat untuk memprediksi kerentanan pasien terhadap AT-DILI sebelum pengobatan sehingga efek samping yang tidak diinginkan dapat dihindari selama pengobatan tuberkulosis.…”
Section: Pendahuluanunclassified