Pendahuluan: Lansia akan mengalami berbagai tahapan penurunan fungsi tubuh yang akan berpengaruh terhadap kegiatan sehari-hari. Salah satu manifestasi klinis menurunnya fungsi tubuh adalah gangguan tidur seperti insomnia. Penyebab insomnia antara lain, masalah lingkungan (ruangan terlalu penuh atau berisik), penggunaan obat-obatan, kesehatan fisik dan mental, seperti ansietas (kecemasan) dan depresi. Ansietas mengakibatkan aktivitas saraf otonom dalam merespon terhadap ancaman yang tidak nyata dan tidak spesifik yang mengakibatkan terjadinya insomnia. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan tingkat ansietas dengan kejadian insomnia pada lansia di Puskesmas Kecamatan Nanggalo tahun 2022. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan jiwa (psikiatri). Metoda: Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Januari 2023. Jenis penelitian adalah analitik correlation dengan desain cross sectional. Populasi terjangkau pada penelitian adalah seluruh lansia. Sampel sebanyak 50 orang lansia dengan teknik consecutive sampling. Hasil: diperoleh kelompok usia terbanyak adalah 60-74 tahun yaitu 28 orang (56,00%), jenis kelamin terbanyak perempuan 24 orang (48,00%), tingkat ansietas terbanyak yaitu amsietas ringan dan sedang masing- masing sebanyak 21 orang (42,00%), kejadian insomnia terbanyak insomnia awal 17 orang (34,00%) serta terdapatnya hubungan yang bermakna antara tingkat ansietas dengan kejadian insomnia (p=0,000), dimana semakin meningkat ansietas semakin meningkat kejadian insomnia. (r= + 0,762). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat ansietas dengan kejadian insomnia pada lansia.