Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris hubungan antara sikap asertiif dan rasa malu terhadap perilaku anti korupsi pada remaja. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah remaja berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 13 hingga 18 tahun. Penelitian ini menggunakan tiga skala yaitu skala sikap asertif (35 aitem, α= 0.793), skala kedua adalah skala rasa malu (16 aitem, α= 0.794). Alat ukur yang ketiga adalah kuesioner yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik saat survey pengukuran indeks perilaku anti korupsi (IPAK) tahun 2012 (20 aitem, α= 0.771). Skala dan kuesioner dimodifikasi oleh peneliti menyesuaikan karakteristik subjek. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda dan uji tambahan menggunakan independent sample t-test program IBM SPSS 20.0 realease for Windows. Hasil analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji hubungan antara tiga variabel penelitian, yaitu sikap asertif dan rasa malu terhadap perilaku anti korupsi memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku anti korupsi pada remaja (B= 2. 618, p= 0.008). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan hubungan sikap asertif dan perilaku anti korupsi memiliki hubungan positif (B= 2.223 , p= 0.03) dan hasil analisis regresi menunjukkan hubungan rasa malu dan perilaku anti korupsi memiliki hubungan positif (B=0.99, p= 0.04). Analisis tambahan untuk melihat pengaruuh jenis kelamin terhadap masing-masing variabel menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap asertif, rasa malu dan perilaku anti korupsi berdasarkan jenis kelamin, sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan tidak memiliki perbedaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan perilaku anti korupsi tidak hanya dibutuhkan sikap asertif saja namun juga rasa malu terhadap perilaku tidak bermoral juga sangat dibutuhkan.