Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecanduan Internet pada Remaja

Abstract

Kecanduan internet dapat diartikan sebagai sindrom yang ditandai oleh individu menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online, Young (dalam Basri, 2014). Hal ini ditandai rasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. Jika pengguna internet yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengatur penggunaan internet sehingga tidak tenggelam dalam internet, mampu menggunakan internet sesuai kebutuhan, mampu memadukan aktivitas online dengan aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupannya dan tidak memerlukan internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja di SMPN 3 Bau-Bau. Subjek penelitian ini adalah 37 siswa di SMPN 3 Bau-Bau dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kontrol diri dan skala kecanduan internet. Hasil analisis korelasi Product Moment Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja (p=0,003<0,05) dan r = -0,469 yang artinya semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi kemungkinan kecanduan internet.Kata Kunci : Kontrol Diri, Kecanduan Internet

relationship between personality type and self-control with cyberbullying behavior in adolescents

“…This study's results indicate that most respondents have high cyberbullying behaviour (35.2%). The results of this study are in line with research (Ramadani, 2020), which states that out of 100 respondents, the majority of respondents (53.3%) almost all have cyberbullying behaviour (92.6%).…”

“…Teenagers who cannot control themselves can behave negatively, such as through cyberbullying. Meanwhile, adolescents with high self-control can decide how to display their behaviour, such as when socializing on social media (Ramadani, 2020).…”

Hubungan Self-Control Dengan Intensitas Bermain Game Online Pada Siswa SMP Pgri Ngoro Mojokerto

“…Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa individu tersebut sudah mampu menunjukkan self-control yang tinggi. Individu yang memiliki self-control bisa membatasi perhatiannya pada hal-hal tertentu maupun orang lain, karena dengan adanya pengendalian diri, individu akan memberikan perhatian kepada kebutuhan pribadinya, tidak hanya fokus terhadap kebutuhan atau kepentingan orang lain (Hutasuhut, 2020).…”

“…Kontrol diri merupakan kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah respon di dalam diri individu, serta menghilangkan kecenderungan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari suatu tindakan yang dilakukan (Tangney, 2004). Self-control memiliki lima aspek utama (Hutasuhut, 2020), yakni; self-dicipline (kedisiplinan mandiri), yakni kemampuan individu melakukan disiplin diri dengan menahan diri dari hal-hal yang dapat menggangu konsentrasinya. Deliberate/Nonimpulsive (aksi yang tidak impulsif), kecenderungan individu melakukan sesuatu dengan pertimbangan tertentu, hati-hati dan tidak tergesaa-gesa.…”

“…Pada penelitian ini menggunakan dua skala atau instrument yang digunakan. Skala yang pertama yakni skala self-control yang terdiri dari lima aspek yakni self-dicipline, deliberate/nonimpulsive, healty habits,work ethic, reliability yang di susun oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (Hutasuhut, 2020). Aitem yang di adopsi berjumlah 25 butir yang dikatakan valid, pada tryout yang dilakukan oleh peneliti dengan 25 subjek tidak mendapati aitem yang gugur, sehingga jumlah aitem masih sama yakni 25 butir aitem yang valid.…”