Remaja merupakan salah satu fase penting karena merupakan masa transisi menuju dewasa sehingga status gizi pada masa remaja akan menentukan kondisi kesehatan saat dewasa. Pembatasan pelaksanaan kegiatan di luar rumah selama pandemi COVID-19, menyebabkan penurunan aktivitas fisik, peningkatan aktivitas sedentari dan kejadian stress yang salah satunya berawal dari body image negatif. Perubahan aktivitas fisik serta adanya body image negatif khususnya pada remaja putri akan menyebabkan perubahan status gizi dan meningkatkan risiko terjadinya masalah gizi baik masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan body image dan aktivitas fisik dengan status gizi siswi SMA Negeri 2 Surabaya. Metode: Desain penelitian berupa studi potong lintang, dengan besar sampel 61 siswi SMA Negeri 2 Surabaya berusia 15-17 tahun yang telah diundi dan diambil menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana. Instrumen penelitian berupa kuisioner Body Shape Questionnaire (BSQ-16a), International Physical Activity Questionnaire-short form (IPAQ) dan kuisioner data diri, tinggi dan berat badan (self-assesment) yang didesain secara online. Analisis data berupa analisis tabel kontingensi dan uji fisher's exact melalui program IBM SPSS Statistics v23. Hasil: Sebanyak tujuh dari sepuluh siswi (70,5%) memiliki body image negatif; sebagian besar siswi berstatus gizi normal (77%) namun prevalensi status gizi gemuk (14,8%) tergolong tinggi dan tingkat aktivitas fisik yang bervariasi (ringan=32,8, sedang=31,1%, berat=36,1%). Hasil menunjukkan adanya hubungan antara body image (p=0,011) dan aktivitas fisik (p=0,006) dengan status gizi siswi SMA Negeri 2 Surabaya. Kesimpulan: Body image negatif dan aktivitas fisik rendah atau perilaku sedentari berkontribusi pada kejadian overweight dan obesitas pada siswi SMA Negeri 2 Surabaya.