<p><strong>Latar belakang : </strong>Diabetes melitus adalah kondisi meningkatnya kadar gula darah yang bersifat kronis, dapat menyebabkan komplikasi akibat tidak terkontrolnya kadar gula yang diukur dengan kadar HbA1c, berdampak pada mikrovaskular, salah satunya pada ginjal, yang mengakibatkan turunnya fungsi ditandai naiknya kadar serum kreatinin dan BUN, disebut dengan azotemia. Pada tahun 2011sebanyak49.677 individumulai melakukanpengobatan untuk gagal ginjal yang disebabkan olehdiabetes, dan 228.924 orang dari berbagaiusia dengan gagal ginjal akibat diabetes melakukandialisisdantransplantasi ginjal, hal ini menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. <strong></strong></p><p><strong>Metode : </strong>Penelitian analitik observasional ini menggunakan desain penelitian <em>cross sectional</em>, menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien DM tipe II yang melakukan rawat jalan di Klinik Diabetes Rumkital dr. Ramelan Surabaya. Pasien dengan diagnosa diabetes melitus tipe II selama minimal lima tahun memenuhi kriteria inklusi sampel kasus. Analisa bivariat yang digunakan adalah Uji Korelasi Spearman. <strong></strong></p><p><strong>Hasil : </strong>Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 orang tidak mengalami azotemia dan 21 orang mengalami azotemia. Faktor risiko kontrol gula darah dengan pengukuran kadar HbA1c yang meliputi 6 orang dengan HbA1c<7; 21 orang dengan HbA1c 7.1-9,0; dan 13 orang dengan HbA1c >9,0. Hasil Uji Korelasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi p=0,512 dengan koefisien korelasi 0,107.<strong></strong></p><p><strong>Kesimpulan : </strong>Tidak ada hubungan antara kadar HbA1c pasien diabetes melitus tipe II dengan kejadian azotemia.<strong></strong></p><p><strong> </strong></p><p><strong>Kata kunci</strong>: HbA1c, BUN, Kreatinin, Azotemia, DM Tipe II.</p>