Hubungan Kehilangan Gigi Anterior dengan Estetika, Gangguan Bicara dan Status Nutrisi pada Pengunjung Puskesmas di Kota Bandar Lampung

Abstract

Kehilangan gigi dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengunyah sehingga berubahnya pilihan makanan dan proses pencernaan yang mengakibatkan terjadinya malnutrisi, menimbulkan ketidakpuasan dari segi estetika dan gangguan bicara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kehilangan gigi anterior, usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan status nutrisi, gangguan estetika, dan gangguan. Rancangan penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 30 orang pasien pengunjung yang mengalami kehilangan gigi anterior. Data dikumpulkan dengan angket penelitian dan lembar observasi. Analisis menggunakan Univariat, bivariat dan multivariat. Analisa bivariat dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) 5% dan analisa multivariat dengan uji statistik Regresi Logistik. Pada uji regresi tahap terakhir didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan adalah umur dengan p-value = 0,03. Dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat dua variabel yaitu umur (p-value=0,03) dan jenis kelamin (p-value=0,04) yang berhubungan dengan variabel terikat Gangguan Estetika. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan gangguan estetika adalah variabel umur dengan p value = 0,03.Perlu upaya peningkatan promosi kesehatan kususnya dalam hal kebersihan dan perawatan gigi tiruan baik melalui penyuluhan langsung maupun berbagai media kepada masyarakat. Perlu peningkatan layanan perawatan prostodonti dengan biaya terjangkau oleh masyarakat di Puskesmas.

Persepsi Pengguna GTSL terhadap Fungsi Estetik, Fonetik, dan Mastikasi di Klinik Feby Dental Care Sulawesi Tenggara

“…3 Kehilangan gigi yang terjadi terutama di bagian gigi anterior akan menyebabkan celah kosong yang menghasilkan ketidakpuasan dari segi estetik. 4 Ruang kosong tersebut pula kadang-kadang ditutup oleh lidah, bibir, atau pipi sebagai akibatnya menyebabkan artikulasi saat berbicara terganggu serta tak jarang pula menghambat mastikasi karena salah satu fungsi gigi berperan dalam fungsi pengunyahan. Kehilangan gigi hanya akan membuat seorang kegilangan nafsu makan sebagai akibatnya akan berdampak negatif pada asupan nutrisi.…”

Hubungan Keparahan Karies Dini Dengan Kualitas Hidup Anak Dari Aspek Gangguan Makan, Berbicara, Belajar Dan Tidur

“…Lubang bahkan sampai kehilangan gigi pada anak dapat mempengaruhi gangguan pengucapan dan pelafalan bunyi atau huruf-huruf tertentu sehingga pada saat berbicara tidak terdengar jelas bahkan tidak sempurna. 12,14 Tahap awal karies gigi walaupun belum merasakan adanya keluhan haruslah segera dirawat. Penyebaran karies diawali dari email apabila tidak dibersihkan dan ditangani dengan baik dapat menjalar hingga dentin sampai keruang pulpa.…”

“…Mayoritas responden juga tidak termasuk dalam karies tahap traumatik, dalam tahap ini gigi menjadi sangat rapuh oleh karies sehingga kekuatan yang relatif kecil dan dapat mematahkannya menjadi kehilangan pada gigi anak. 14,19 Kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut (OHRQoL) pada aspek gangguan belajar pada analisis hubungan dengan uji Spearman menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara keparahan karies dini dengan kualitas hidup anak terkait kesehatan gigi dan mulut (OHRQoL) dari aspek gangguan belajar. Hasil uji statistik menunjukkan p value = 0,536 (p > 0,005).…”