Kehilangan gigi dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengunyah sehingga berubahnya pilihan makanan dan proses pencernaan yang mengakibatkan terjadinya malnutrisi, menimbulkan ketidakpuasan dari segi estetika dan gangguan bicara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kehilangan gigi anterior, usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan status nutrisi, gangguan estetika, dan gangguan. Rancangan penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 30 orang pasien pengunjung yang mengalami kehilangan gigi anterior. Data dikumpulkan dengan angket penelitian dan lembar observasi. Analisis menggunakan Univariat, bivariat dan multivariat. Analisa bivariat dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) 5% dan analisa multivariat dengan uji statistik Regresi Logistik. Pada uji regresi tahap terakhir didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan adalah umur dengan p-value = 0,03. Dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat dua variabel yaitu umur (p-value=0,03) dan jenis kelamin (p-value=0,04) yang berhubungan dengan variabel terikat Gangguan Estetika. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan gangguan estetika adalah variabel umur dengan p value = 0,03.Perlu upaya peningkatan promosi kesehatan kususnya dalam hal kebersihan dan perawatan gigi tiruan baik melalui penyuluhan langsung maupun berbagai media kepada masyarakat. Perlu peningkatan layanan perawatan prostodonti dengan biaya terjangkau oleh masyarakat di Puskesmas.
Application of Hand Washing with Soap in SDN II Kota Karang BandarLampung. Washing Hand with Soap (CTPS) is one of the measures considered effective to prevent the transmission of diseases mediated by hand. The study says that the CTPS can reduce the death rate caused by diarrhea. Behavior Washing Hand is one indicator Behavior Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) in Schools. Children at school as the future generation with age are highly susceptible to a variety of disease transmission so it should be emphasized to familiarize Washing Hand with Soap. SDN II Kota Karang Bandar Lampung data of 20 fifth grade students of SDN II Kota Karang only 4% who do washing hand with soap and water before eating, 96% washing hands not with soap and results interviews with nearly all students do not know the importance of getting used washing hand with soap and running water.The research objective was to determine thefactors related to the implementation of washing hand in SDN II Kota Karang Bandar Lampung. Methods using a cross sectional study, with 80 students as a sample. Results a good knowledge of respondents with 65% an attitude to support 68.8%, the availability of 55%, role of teachers and support 66.2% of respondents apply washing hand 71.2%. There was no relationship between knowledge of handwashing. There is a significant relationship between attitude, availability of facilities, the role of teachers to washing hand, with OR= 4.87, the role of teachers OR= 3.99 and Means with OR= 3.21.Keywords: Washing Hand, Students, School, Children Abstrak: Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun di SDN II Kota Karang Bandar Lampung.Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan yang dinilai efektif untuk mencegah penularan berbagai penyakit yang diperantarai tangan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa CTPS dapat menekan angka kematian yang disebabkan oleh diare. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun adalah salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah. Anak Sekolah sebagai generasi penerus bangsa dengan usia yang sangat rentan terhadap berbagai penularan penyakit sangat perlu ditekankan untuk membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun. Di SDN II Kota Karang Bandar Lampung diperoleh data dari 20 orang siswa kelas V SDN II Kota Karang hanya 4% yang melakukan cucitangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan, 96% mencuci tangan tidak dengan sabun dan hasil wawancara dengan siswa hampir semua tidak mengetahui pentingnya membiasakan perilaku cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun di SDN II Kota Karang Bandar Lampung. Metode Penelitian Cross Sectional Study, dengan 80 orang siswa sebagai sampel.Hasil, responden dengan pengetahuan baik 65%, sikap mendukung 68,8%, ketersediaan sarana 55%, guru mendukung sebanyak 66,2% dan responden menerapkan perilaku cuci tangan 71,2%. Tidak terdapat hubungan pengetahuan terhadap perilaku cuci tangan, terdapat hubungan signifikan antara sikap, ketersediaan sarana, p...
The community for maintaining healthy teeth and mouth has used betel and siwak wood plants. However, the benefits of a combination of both plants have not been widely known. The main output of this research was to know the utilization of a combination of betel leaf water and siwak wood as a mouthwash candidate. Combination of boiled water of both plants is a processed product, which has a shelf life. As a mouthwash product that is stored for a long time allegedly decreased the level of usefulness. One parameter of usability level to be observed in this study was the inhibition of Streptococcus mutans, the bacteria that cause dental caries. This study was laboratory experimental research, and use post test only with control group design with Cross-Sectional approach. Data analyzed by T-test and ANOVA followed by LSD test. Inhibition zone of boiled water stored at room temperature was smaller than cold temperature. However, T-test results showed that the diameter of inhibition zone of boiled water stored at room temperature and the cold temperature was not significantly different (p-value = 0,586> 0,05). Significantly decreased drag zone diameters occurred in a combination of boiled water stored for 16 and 18 days. Then the storage variety did not have a real effect, while the storage period significantly affects the inhibition power of boiled water in the growth of Streptococcus mutans.Keywords: betel, combination, siwak, storage, Streptococcus mutans INTISARI Masyarakat telah lama menggunakan sirih dan siwak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Keluaran utama penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan kombinasi air rebusan daun sirih dan kayu siwak sebagai kandidat obat kumur. Kombinasi air rebusan kedua tanaman tersebut merupakan suatu produk olahan yang memiliki umur simpan. Sebagai produk obat kumur, kombinasi air rebusan daun sirih dan kayu siwak yang disimpan dalam kurun waktu lama, diduga mengalami penurunan tingkat kegunaannya. Satu parameter tingkat kegunaan yang diamati pada penelitian ini adalah daya hambat terhadap Streptococcus mutans, bakteri penyebab karies gigi. Jenis penelitian ini eksperimental laboratories menggunakan rancangan post test only with control group design dengan pendekatan Cross Sectional. Analisis data menggunakan T test dan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD. Zona hambat kombinasi air rebusan yang disimpan pada suhu ruang (25±1˚C), lebih kecil dibandingkan suhu dingin (0-8˚C). Namun hasil T test menunjukkan bahwa diameter zona hambat kombinasi air rebusan yang disimpan pada suhu ruang (25±1˚C) dan suhu dingin (0-8˚C) tidak berbeda nyata. Penurunan diameter zona hambat yang bermakna terjadi pada kombinasi air rebusan yang disimpan selama 16 dan 18 hari. Maka ragam penyimpanan tidak berpengaruh nyata, sedang periode penyimpanan berpengaruh nyata terhadap daya hambat kombinasi air rebusan pada pertumbuhan Streptococcus mutans.
Banyaknya kejadian kehilangan gigi di masyarakat, belum diikuti oleh kesadaran untuk mengganti gigi yang hilang dengan gigi tiruan. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk segera mengganti gigi yang hilang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengetahuan, sikap, ekonomi, dukungan keluarga, kurangnya sarana prasarana dalam hal ini ketersediaan tenaga dokter gigi yang dapat dijangkau oleh masyarakat setempat.Rancangan penelitian ini menggunakan Cross Sectional dengan 100 orang responden.Analisis menggunakan univariat dan bivariat dengan uji statistik menggunakan chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) 5% serta uji regresi logistik.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan prilaku penggunaan protesa (p-value= 0,01 ), sementara tidak ada hubungan dengan pengetahuan (p-value= 0,182), pendidikan (p-value= 1), sikap (p-value= 0,5), sarana (p-value= 0,852),dan pendapatan (p-value= 0,532). Hasil uji regresi dukungan keluarga (p value= 0,012) memiliki hubungan dengan prilaku penggunaan protesa.Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan prilaku penggunaan protesa, serta tidak ditemukannya peran variabel perancu.Perlu adanya upaya peningkatan layanan pembuatan protesa gigi tiruan dan bekerjasama dengan teknisi gigi oleh pelayanan kesehatan primer.Kata kunci: perilaku, protese gigi, faktor perancu PENELITIAN
<p><strong>Latar belakang:</strong> Penggunaan akrilik dalam kegiatan praktikum teknik gigi dapat menimbulkan risiko gangguan pernapasan. Penelitian bertujuan mengetahui gangguan laju pernapasan berdasarkan penggunaan masker dan lama paparan.</p><p><strong>Metode: </strong>Penelitian menggunakan rancangan potong lintang, dilaksanakan di Laboratorium Teknik Gigi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Sebanyak 98 orang siswa diikutkan dalam penelitian<em>.</em> Laju pernapasan diukur menggunakan <em>spirometer</em>, dan observasi dilakukan terhadap penggunaan masker dan lama paparan. Analisis data dilakukan menggunakan uji <em>Chi-square</em> dan <em>Odds Ratio</em> pada tingkat kepercayaan 95%.</p><p><strong>Hasil: </strong>Ditemukan sebanyak<strong> </strong>10,2% siswa mengalami gangguan laju pernapasan, dan 24,5% tidak menggunakan masker selama kegiatan praktikum. Penilaian paparan mendapatkan 62,2% siswa terpapar dalam waktu yang lama. Pada penelitian ini, hasil analisis statistik tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara gangguan laju pernapasan dengan penggunaan masker (p-value=0,968) dan lama paparan (p-value=0,849).</p><strong>Simpulan:</strong> Walaupun secara statistik seluruh variabel tidak menunjukkan hubungan yang bermakna, namun bukti awal telah menunjukkan adanya gangguan pernapasan pada siswa. Perlu perbaikan sistem ventilasi dengan jenis <em>local exhauster ventilation, </em>selain ketegasan dalam penggunaan masker selama kegiatan praktikum.<p> </p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.