Pola konsumsi masyarakat seperti pola menu gizi seimbang yang sudah dikenal mulai tergeser dengan pola konsumsi fast food. Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang proses pemasakan tidak membutuhkan waktu yang lama. Perilaku konsumsi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Usia remaja termasuk dalam usia yang masih sangat mudah terpengaruh oleh keadaan sekitarnya. Fast food ini cenderung banyak dikonsumsi oleh kaum millenial termasuk mahasiswa. Mahasiswa yang biasanya bertempat tinggal di kost dalam memenuhi kebutuhan makan akan memilih bahan pangan yang mudah diolah, praktis dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam pengolahannya. Fast food dapat diperoleh melalui layanan delivery makanan online. Penggunaan layanan delivery makanan online karena mudah dalam penggunaan, tersedianya promo potongan harga makanan, dan tidak membuang waktu pergi ke restoran atau rumah makan. Namun, konsumsi fast food dalam jangka waktu yang lama akan memicu kegemukan, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, gangguan jantung dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan penggunaan layanan delivery makanan online dengan konsumsi makanan cepat saji pada mahasiswa Program Studi Gizi Program Sarjana Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 86 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data penelitian diperoleh secara online berupa pertanyaan dalam bentuk kuesioner dengan google forms. Berdasarkan analisa data menggunakan uji Fisher Exact menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan dengan konsumsi makanan cepat saji (p=1,000) dan tidak ada hubungan penggunaan layanan delivery makanan online dengan konsumsi makanan cepat saji (p=0,683). Sebanyak 69,8% responden memiliki pengetahuan baik, 83,7% responden menggunakan layanan delivery makanan onlinedan sejumlah 87,2% responden mengkonsumsi makanan cepat saji dalam kategori sering.