Pelatihan PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) di kota Yogyakarta dimulai pada tahun 2016 dan dilaksanakan 3 angkatan. Setiap angkatan terdiri dari 12 kader posyandu. Salah satu kader yang telah dilatih PMBA oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta adalah kader Puskesmas Tegalrejo. Tujuan dari pelatihan PMBA ini adalah untuk meningkatkan status gizi bayi dan balita. Setelah tiga tahun dilakukan pelatihan PMBA belum ada penurunan masalah gizi yang signifikan. Pada tahun 2019 masih terdapat 6,53% gizi kurang, 1,18 % balita mengalami status gizi kurus, dan 12,46 % balita mengalami stunting. Oleh sebab itu perlu diadakan evaluasi pasca pelatihan konseling PMBA bagi kader. Rancangan penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Tehnik sampel yang digunakan adalah menggunakan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Informan utama dalam penelitian ini adalah kader posyandu yang telah mengikuti pelatihan PMBA sejumlah 6 orang. Informan triangulasi dalam penelitian ini adalah bagian gizi Puskesmas Tegalrejo dan seksi gizi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta serta ibu yang mempunyai balita. Pelatihan PMBA dilaksanakan selama 6 hari (24 Jam) dengan 12 peserta. Hasil monitoring kegiatan pelatihan belum dilaksanakan secara optimal, kader belum mengimplementasikan hasil PMBA secara maksimal dan masih banyak menemukan kendala. Kendala tersebut mempengaruhi keberhasilan penurunan masalah gizi dan balita di Kota Yogyakarta.
Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi kurang yang ada di Indonesia. Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Sleman sebesar 11%. Masalah sanitasi lingkungan dan penyakit infeksi memberikan kontribusi adanya kasus stunting. Upaya pengurangan stunting dapat dilakukan melalui intervensi gizi sensitif yakni dengan menerapkan Program STBM. Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran implementasi STBM untuk mengurangi kasus stunting di Puskesmas Wilayah Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam (indepth interview) pada 20 informan. Keabsahan data meggunakan triangulasi sumber dan analisis data kualitatif menggunakan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya menurunkan kasus stunting sudah dilakukan melalui faktor lingkungan yakni dengan melaksanakan lima pilar STBM yakni stop BABS, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga. Masyarakat sudah menerapkan lima pilar, namun memang belum semua pilar terpenuhi. Upaya pihak puskesmas wilayah Kabupaten Sleman juga sangat optimal untuk menurunkan kasus stunting yakni dengan menciptakan kreativitas inovasi program dengan memadukan program STBM dengan program percepatan penurunan stunting sangatlah efektif. Menurut Data Dinkes Sleman tahun 2020 menunjukkan adanya penurunan kasus stunting menjadi 8,38%. Simpulan dari penelitian ini yakni masyarakat sudah menerapkan lima pilar STBM di dalam kehidupan sehari-hari, implementasi program STBM ini sangat bermanfaat dapat menurunkan kasus stunting, meningkatkan hygiene personal sanitasi dan lingkungan serta perubahan perilaku untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Background: Students in the health sector should have more health literacy so that they can show better health practices as well. However, unfortunately, a preliminary study on students in the field of public health showed that almost 50% of students have eating habits and physical activity that was not following health recommendations. The behavior of consuming fried foods in this group of students can be a risk factor for hypercholesterolemia. For this reason, it is necessary to study the habit of consuming fried foods as a risk factor for hypercholesterolemia. Methods: The study was using analytical research with a cross-sectional design. The sampling technique used a purposive sampling method. The minimum sample size is 91 people. Data analysis used univariate, bivariate using chi-square test, and multivariate using logistic regression. Results: The results of the bivariate analysis showed significant results, namely BMI (RP= 2.20; 95% CI= 1.09-4.43; p= 0.03). Consumption of fried foods (RP= 3.33; 95% CI= 1.69-6.57; p= 0.001). Physical activity (RP= 2.23; 95% CI= 1.04-4.79; p= 0.03). The result of the bivariate analysis that was not significant was smoking (RP= 1.28; 95% CI= 0.55-2.98; p= 0.547). The results of multivariate analysis showed that the most influencing risk factor for hypercholesterolemia was fried food consumption (RP= 5.42; 95% CI= 1.18-16.21; p= 0.003). Conclusion: The factors associated with hypercholesterolemia are BMI, consumption of fried foods, and physical activity. The most influencing risk factor for hypercholesterolemia is the consumption of fried foods.
Background: It takes 18-21 years for humans to reach adulthood, studies show the need to invest in important developmental periods from conception to 2 years (first 1000 days of life) and during the critical phase of 7000 days of life to create quality and stunting-free generations .
Persons with disabilities often experience obstacles because there are no accessible facilities available to them in public places. The purpose of this study is to obtain an overview of the accessibility of public toilets in public transportation located in Yogyakarta. The research took the case of Giwangan bus station, Yogyakarta (Tugu) train station, Lempuyangan train station, Wates train station, Maguwoharjo train station, and Adisutjipto airport. This type of research is descriptive evaluative. Data collection is done by using purposive sampling technique and by the method of observation, documentation, and interviews. The results of this study indicate that the accessibility of sanitation services at Adisucipto airport and all train stations is good; while accessibility at the Giwangan terminal is still lacking.[Para difabel sering mengalami hambatan karena tidak terdapatnya fasilitas yang aksesibel bagi mereka di tempat-tempat umum. Tujuan penelitian ini adalan untuk memperoleh gambaran aksesibilitas toilet umum bagi difabel di tempat transportasi umum DIY. Penelitian mengambil kasus di terminal Giwangan, stasiun Yogyakarta (Tugu), stasiun Lempuyangan, stasiun Wates, stasiun Maguwoharjo, dan bandar udara Adisutjipto. Jenis penelitian ini adalah deskriptif evaluatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dengan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aksesibilitas layanan sanitasi di bandara Adisucipto dan semua stasiun kereta api sudah baik; sementara aksesibilitas di terminal Giwangan masih kurang.]
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.