Stunting menjadi permasalahan gizi utama yang dihadapi oleh Indonesia. Kota Samarinda menduduki peringkat ketujuh dengan prevalensi stunting tertinggi di Kalimantan Timur, yakni sebesar 21,6%. Permasalahan lingkungan memberikan kontribusi terhadap kejadian stunting. Salah satu program yang dilaksanakan oleh pemerintah sebagai upaya menurunkan angka kejadian stunting, yakni melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengelolaan sampah rumah tangga sanitasi total berbasis masyarakat pilar 4 dengan risiko kejadian stunting pada balita di Puskesmas Wonorejo Samarinda. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian diambil dengan menggunakan metode simple random sampling dan data diolah dengan uji chi-square. Jumlah sampel sebanyak 97 responden yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi pengelolaan sampah rumah tangga. Uji validitas dan uji reabilitas dalam penelitian ini tidak dilakukan, karena instrumen yang digunakan merupakan instrumen baku yang diadopsi dari Kementerian Kesehatan RepubIik Indonesia. Hasil uji chi-square didapatkan, hubungan pengelolaan sampah rumah tangga dengan risiko kejadian stunting menunjukkan nilai signifikansi (p-value) 0,000 (p<0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan sampah rumah tangga sanitasi total berbasis masyarakat pilar 4 dengan risiko kejadian stunting, penyebab stunting salah satunya adalah dari pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak baik. Apabila pengelolaan sampah rumah tangga baik, maka kemungkinan terkena stunting menjadi lebih kecil.