Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Personal Hygiene terhadap Kejadian Pedikulosis Kapitis pada Anak Asuh di Panti Asuhan Liga Dakwah Sumatera Barat

Abstract

Pedikulosis kapitis adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan infestasi Pediculus humanus var. capitis. Kejadian pedikulosis kapitis cukup tinggi di daerah lingkungan padat seperti panti asuhan. Prevalensi pedikulosis kapitis yang tinggi di panti asuhan menyebabkan anak asuh mengalami gangguan psikis dan fisik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dan personal hygiene terhadap pedikulosis kapitis. Metode penelitian berupa survei analitik cross sectional yang dilaksanakan pada dari Januari sampai November 2016 di Panti Asuhan Liga Dakwah Sumatera Barat. Pengumpulan data menggunakan kuisioner terhadap 69 orang anak asuh yang bersedia menjadi responden. Hasil penelitian menunjukan lebih dari setengah responden (58%) memiliki pedikulosis kapitis positif, responden lebih dominan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (88,4 %) dan responden lebih banyak memiliki personal hygiene yang baik (81,2 %). Analisis data untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan personal hygiene terhadap pedikulosis kapitis yaitu menggunakan uji Chi-square yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis terhadap kejadian pedikulosis kapitis dengan nilai p=0,126 dan tidak ada hubungan antara personal hygiene terhadap kejadian pedikulosis kapitis dengan nilai p = 0,548.

The Prevalence of Pediculosis Capitis at Orphanages in Palembang City, South Sumatera (Indonesia)

“…Transmission of pediculosis capitis occurs through hair contact with sufferers, either directly or indirectly. Indirect transmission can occur due to the habit of sharing items through combs, brushes, hair accessories, pillows, blankets, helmets, headscarves and passively facilitates new infestations (Anggraini et al, 2018). The use of items together will cause the adult eggs attached to these items to move to new sufferers (Nejati et al, 2018).…”

Pediculosis Capitis in Female Students’ Life at Pondok Pesantren Ppai an-Nahdliyah Kabupaten Malang

“…Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini, A., et al, pada anak penghuni panti asuhan di salah satu pondok pesantren di Sumatera Barat juga menunjukkan jika adanya hubungan pengetahuan pada anak panti asuhan dengan terjadinya Pediculosis capitis (Anggraini, Anum and Masri, 2018). Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pondok Pesantren Darussalam Muara Bungo (Mitriani, Rizona and Ridwan, 2017) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan mengenai Pediculosis capitis terhadap keberadaan kutu Pediculus humanus var.…”

Faktor Risiko Pedikulosis Kapitis di Panti Asuhan

“…Prevalensi pedikulosis kapitis di Panti Asuhan Liga Dakwah Sumatera Barat yang menunjukkan dari 69 orang anak asuh, terdapat 58% menderita pedikulosis kapitis. 6 Penelitian lainnya dari Jember melaporkan bahwa dari 287 sampel di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, terdapat 214 (74,6%) positif pedikulosis kapitis. 7 Penelitian mengenai hubungan personal hygiene rambut pada pedikulosis kapitis berdasarkan karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, dan jenjang kelas) di SDN 1 Klatakan Jember.…”

“…Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu sebanyak 54,1% memiliki tingkat pengetahuan tinggi pada anak asuh positif. 6 Penelitian ini juga memiliki hasil yang sama dengan penelitian oleh Anggraini tahun 2016 yaitu subjek lebih dominan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (88,4%). 6 Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alatas dan Linuwih pada tahun 2013 yaitu santri paling banyak memiliki tingkat pengetahuan yang rendah (90,1%).…”

“…6 Penelitian ini juga memiliki hasil yang sama dengan penelitian oleh Anggraini tahun 2016 yaitu subjek lebih dominan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (88,4%). 6 Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alatas dan Linuwih pada tahun 2013 yaitu santri paling banyak memiliki tingkat pengetahuan yang rendah (90,1%). 18 Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian pedikulosis kapitis (p>0,005).…”