Hubungan Tingkat Stres Remaja Dengan Kemampuan Beradaptasi Di Asrama Pondok Pesantren Sabrun Jamil

Abstract

Severe stress can make the adaptability of adolescents adaptive or maladaptive and threaten a person's ability to deal with their environment. The aim of this study was to determine the relationship between adolescent stress levels and adaptability. This is a quantitative observational analytical study with a cross sectional design. The sample size was 69 teenagers who were selected using proportional stratified random sampling. Data were collected using the Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42) questionnaire for stress levels and the Individual Adaptability (I-ADAPT) questionnaire for adaptability. The data were analyzed using the chi-square test statistical test. The results showed that adolescents who experienced severe stress with maladaptive adaptability of 30 (54.5%). The results of the analysis show that there is a significant relationship between adolescent stress levels and adaptability with p value = 0.000 = 0.05. there is a relationship between stress levels and adaptability in adolescents. counseling guidance is needed for students who experience stress and the ability to adapt.

Psychological Status among the Young Muslim Community in Yogyakarta Province, Indonesia, during the COVID-19 Pandemic

“…20,[30][31][32] In addition, the relatively high prevalence of stress may be triggered by a lack of adaptability because living in a boarding school environment has strict regulations and limited facilities. 33 It is plausible that the prevalence of depression, anxiety, and stress was high in our study.…”

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Stres pada Santri dan Santriwati Remaja di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Negara

“…Secara umum stres selalu muncul di kehidupan dan yang menjadi masalah adalah seberapa mampu remaja beradaptasi dan mengatasinya. Stres sendiri bukanlah hal yang mengancam namun dapat berakibat pada tubuh dan kesehatan bila tetap dibiarkan (Bau et al, 2022).…”

Kegiatan Edukasi untuk Mencegah Gangguan Kesehatan Mental di Pesantren Al-Falah

“…Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas belajar, kebiasaan belajar, adaptasi lingkungan baru, hubungan dengan guru dan teman, atau jauh dari orang tua/kerabat seperti pada remaja yang berada di Pondok pesantren. [1]- [3] Pesantren banyak di isi oleh anak yang berusia antara 12-17 tahun atau yang disebut dengan Santri dan termasuk kelompok remaja. Setiap tahun 5-10% mengalami masalah dalam melakukan proses penyesuaian diri, seperti kurang mampu mengikuti pelajaran, sulit beradaptasi tinggal di asrama karena berpisah dengan orang tua, kemudian sebagian dari santri merupakan anak-anak yatim, piatu atau yatim-piatu yang dititipkan ke pesantren oleh orang tua atau kerabat.…”

“…Proses pembelajaran di pesantren sedikit berbeda dengan sekolah umum lainnya yang lebih mengedepankan ilmu keagamaan serta seluruh siswa biasanya tanggal di pesantren tersebut. [1] Kesadaran mengenai kesehatan mental pada anak dan remaja sudah mulai disadari oleh banyak kalangan. Berbagai usaha untuk meningkatkan kesadaran dan usaha meningkatkan kesehatan mental.…”