Di Indonesia, kehamilan risiko tinggi menyentuh angka 34%, lebih tinggi dari beberapa negara, seperti India dan Nepal. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor determinan kehamilan risiko tinggi pada wanita usia subur di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan desain studi cross sectional. Analisis data dilakukan pada wanita usia subur dengan riwayat hamil terakhir (periode 2012–2017) dari rumah tangga terpilih dan memiliki kelengkapan data variabel penelitian. Analisis multivariat melalui uji polytomous logistic regression dan menggunakan ukuran asosiasi Odds Ratio dengan nilai interval kepercayaan 95%. Secara berturut-turut, proporsi kehamilan risiko tinggi kategori terlalu muda (28,50%), terlalu tua (21,21%), terlalu banyak (7,83%), dan terlalu dekat (1,08%). Pendidikan ibu tidak tamat SMP menjadi faktor determinan telalu muda (aOR=2,35;1,01-1,28), terlalu tua (aOR=1,88;1,60-1,96), dan terlalu banyak (aOR=2,27;1,90-2,71). Perpanjangan akses terhadap pendidikan pada remaja perlu mendapat perhatian untuk menekan angka putus sekolah yang akan mengarah pada perluasan akses pekerjaan yang berimplikasi pada perbaikan sosial ekonomi dan penundaan usia kawin.