Bahan basis gigi tiruan terbuat dari resin akrilik. Permukaan kasar pada resin akrilik dapat menyebabkan terjadinya penumpukan plak, sehingga memudahkan bakteri Staphylococcus aureus melekat pada basis gigi tiruan. Hal ini dapat dicegah dengan sodium hipoklorit tetapi bahan ini dapat menyebabkan beberapa kerugian pada resin akrilik. Salah satu bahan alami yang memiliki senyawa antibakteri seperti flavonoid, alkaloid dan tanin yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pembersih gigi tiruan yang ada di Indonesia adalah biji buah naga merah (Hylocereus costaricensis). Tujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji buah naga terhadap pertumbuhan S.aureus ATCC 25923 pada plat resin akrilik dengan konsentrasi 5, 10, dan 15%, kontrol positif (sodium hipoklorit 0,5%), dan kontrol negatif (aquadest). Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium menggunakan rancangan Post Test Control Group Design. Sampel adalah lempeng berbentuk balok dengan ukuran 10 x 10 x 1 mm. Besar sampel dalam penelitian ada 5 kelompok perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali pengulangan sehingga jumlah sampel menjadi 25 perlakuan. Hasil: Ekstrak biji buah naga merah konsentrasi 5, 10, dan 15% memiliki nilai absorbansi masing-masing setara dengan 21,7 x 10 8 CFU/ml, 20,6 x 10 8 CFU/ml, dan 19,1 x 10 8 CFU/ml. Kontrol positif dan kontrol negatif memiliki nilai absorbansi yang setara dengan 14,7 x 10 8 CFU/ml dan 25,1 x 10 8 CFU/ml. Simpulan: Terdapat efektivitas ekstrak biji buah naga merah terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada plat resin akrilik dengan sig 0,000<0,05 dan dengan ekstrak terbaik pada konsentrasi 15%.