“…Cacing pita sebagian besar bersifat parasite, dan memiliki ciri bentuk yang pipih bersegmen, panjang sekitar 2 sampai 7 meter, memiliki kepala yang dilengkapi dengan kait (rostelum) dan sucker (alat hisap) sehingga dapat menghisap sari makanan dari inangnya, tubuh dilapisi oleh zat lilin (kutikula) sehingga mampu bertahan dari enzim pencernaan. Manusia yang mengkonsumsi daging babi yang kurang matang atau mentah dapat menjadi perantara siklus hidup cacing pita (Supriadi & Muslihin, 2014); (Suriawanto et al, 2014). Beberapa contoh cacing pita yang menjadi parasite dalam tubuh babi yaitu Taenia solium, Ascaris suum (Yesenia dkk, 2017), Trichuris suis (Fendriyanto, Dwinata, Oka, & Agustina, 2015); (Yoseph, Dwinata, & Oka, 2018); (Widayati, Rahayu, & Degei, 2020) Strongyliodes ransomi, Trichinella spiralis, Trichostrongylus axei, Globocephalus sp (Guna, 2014); (Widayati et al, 2020).…”