Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS

Abstract

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa menjadi masalah krusial dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, perlu adanya upaya agar pembelajaran IPS dapat menstimulus siswa untuk berpikir kritis, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Adapun rumusan masalah dari penelitian ini,“apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS?”. Sementara itu,tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan populasi terbatas yaitu siswa kelas V SDN Tanjungsari. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik sampling jenuh, sehingga terdapat dua kelas yang dijadikan sebagai sampel, yaitu kelas VA yang berjumlah 20 orang dan VB yang berjumlah 20 orang. Kelas VA dijadikan sebagai kelas kontrol, dan mendapat model pembelajaran konvensional berbasis media gambar. Sementara itu, kelas VB dijadikan sebagai kelas eksperimen, dan mendapat model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes (pilihan ganda dan uraian), serta lembar observasi. Berdasarkan hasil analisis secara statistik, diperoleh hasil thitung sebesar 2,89 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% (ɑ =0,05) sebesar 2,025. Dari hasil tersebut, maka dapat dinotasikan thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS. Kata Kunci: kemampuan berpikir kritis, model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Pengaruh Strategi Pembelajaran Make a Match Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Sekolah Dasar

“…Ilmu Sosial (IPS) (Alannasir, 2016). Mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berfokus pada studi tentang hubungan keterampilan (Febrianti, 2020). Keselarasan dalam kehidupan masyarakat (Alannasir, 2016), sehingga mengherankan IPS memiliki materi yang begitu luas.…”

“…IPS sebagai mata pelajaran wajib pada pendidikan dasar dan menengah di Indonesia (Alam, 2015). Mengintegrasikan atau mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan untuk mengembangkan kemampuan menjadi warga negara yang baik (Febrianti, 2020). Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, hukum dan budaya (Trianto, 2013).…”

Penerapan Model Pembelajaran Demi Terwujudnya Peningkatan Kesadaran Peserta Didik Mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

“…Diantaranya yaitu penerapan beberapa model seperti yaitu diantaranya penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament, Jigsaw, Show and Tell, Mind Mapping dan Numbered Head Together. Bila dilihat [2]"Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan macam model kooperatif dengan struktur elementer nan terdiri dari empat tahapan kemudian digunakan dalam memeriksa kembali fakta, serta informasi dasar yang berfungsi mengatur interaksi siswa." Dengan kata lain dapat didapat bahwa NHT merupakan suatu model pembelajaran kooperatif serta didalamnya ditemukan siswa bervariatif supaya mampu mempertanggung jawabkan atas tugas yang diberikan terhadap kelompoknya.…”

“…Dalam hasil penelitian yang dilakukan [2] diperoleh bahwa model NHT sangat efektif dalam melatih siswa dalam menjadikannya sebagai seseorang yang kritis. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, diantaranya pada tahap heads together ini siswa akan diberikan kesempatan untuk berfikir sevara individu sebelum melaksanakan kegiatan berpikir bersama dalam memecahkan masalah, membuat keputusan serta menganalisa tentang permasalahan yang diberikan oleh guru.…”

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui iSpring Suite 10 di Kelas V Sekolah Dasar

“…Namun, dalam ruang lingkup makro, Hasil PISA 2015 menunjukkan bahwa hasil pendidikan di Indonesia masih berada di peringkat 10 besar terbawah. Hal ini menjadi PR untuk bangsa ini, mengingat hasil tersebut merefleksikan minimnya hasil belajar siswa (Febrianti, 2019).…”