Improvement for Asphalt Mixture Performance Using Plastic Bottle Waste

Abstract

Lately, plastic waste has become a problem in our society, due to the negative impact that it has on our environment. To mitigate this, the reuse of plastic bottle wastes and other local materials should be encouraged. In this paper, the authors present an innovative application for polyethylene terephthalate (PET) that is obtained from plastic bottle wastes, as an additive to Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC), a hot mix asphalt (HMA) type. The AC-WC sample that contained the PET was measured using the wet method to determine the Marshall parameters of the samples. The type of bitumen used as the specimen is asphalt, which has a penetration value of 60/70. The optimum asphalt content (OAC) obtained from the preliminary study was found to be 5.7% of the total asphalt weight. The results show that AC-WC mixture strength improves when plastic bottle waste is used, which can be correlated with an increase in stability. This finding shows that plastic bottle waste and other local materials have an alternate use as a road pavement material.

The Impact of HDPE Plastic Seeds on the Performance of Asphalt Mixtures

“…Various waste plastics have been tested in the past to determine their capacity to advance the execution of asphalt mixtures, including HDPE-modified polymer in asphalt mixture [24,25], HDPE in asphalt concrete mixture, Buton granular Asphalt in AC-WC, Buton rock asphalt, used plastic bottles in a modified asphalt mixture, HDPE waste in paving materials [26].…”

Analisis Campuran Lapis Tipis Beton Aspal (LTBA) Menggunakan Bahan Tambahan Karet Alam SIR 20 Terhadap Karakteristik Marshall

“…Penambahan karet menyebabkan interlocking antar partikel agregat [25] dan daya ikat aspal dalam campuran yang termodifikasi terhadap agregat menjadi lebih kuat sehingga nilai stabilitas mengalami peningkatan [18], [26]. Semakin tinggi nilai stabilitas maka semakin baik campuran perkerasan dapat menahan distorsi, perpindahan, rutting, dan tegangan geser [27].…”

“…Hasil perhitungan VMA Gambar 9 menunjukkan bahwa semakin banyak kadar karet yang ditambahkan ke dalam campuran maka nilai VFA semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya kadar karet yang dicampurkan ke dalam campuran membuat rongga yang terisi aspal semakin berkurang karena adanya bahan tambahan karet ini tidak menghalangi aspal yang mengisi pada rongga dalam campuran [18], [27]. Nilai VFA terkecil terdapat pada penambahan kadar karet 10% yaitu sebesar 75,62%.…”

“…Hasil perhitungan VFA Hasil dari pengujian Marshall salah satunya adalah Marshall Quotient (MQ) dapat dilihat pada Gambar 10. Nilai MQ merupakan indikasi dari stabilitas dan ketahanan campuran terhadap deformasi permanen dan tegangan geser [27]. Terlihat pada gambar tersebut bahwa semakin bertambahnya kadar karet maka semakin membuat campuran menjadi kaku dan tahan terhadap deformasi karena beban berat [27] tetapi semakin rentan campuran terhadap keretakan [12].…”

“…Nilai MQ merupakan indikasi dari stabilitas dan ketahanan campuran terhadap deformasi permanen dan tegangan geser [27]. Terlihat pada gambar tersebut bahwa semakin bertambahnya kadar karet maka semakin membuat campuran menjadi kaku dan tahan terhadap deformasi karena beban berat [27] tetapi semakin rentan campuran terhadap keretakan [12]. Nilai MQ tertinggi terdapat pada penambahan kadar karet sebanyak 10 % yaitu 596,59 kg/mm.…”