Layanan metrologi dilakukan untuk melindungi konsumen dan produsen dalam hal memperoleh hak yang adil dalam transaksi perdagangan. Badan Metrologi sebagai pelaksana metrologi masih menghadapi kendala dalam pelaksanaan layanannya, saat ini pelayanannya baru mencapai 24,7% dari total peralatan metrologi yang digunakan. Kendala yang terjadi selain masalah sarana dan prasarana yang belum memadai juga karena proses pengambilan data metrologi masih dilakukan secara manual dengan menggunakan banyak dokumen kertas. Pada setiap elemen layanan, terdapat berbagai macam dokumen yang harus diisi secara manual dan pada akhirnya dokumen-dokumen tersebut akan diarsipkan secara terpisah. Arus data dan informasi ini belum terdokumentasi dengan baik, meskipun data keluaran dari proses ini akan diolah menjadi informasi metrologi yang akan digunakan oleh manajemen di atasnya dalam mengambil keputusan. Sistem Informasi Metrologi dikembangkan untuk mengatasi kendala yang ada di Badan Metrologi, selain mendukung kinerja Balai Metrologi serta untuk keberhasilan E-government. Pengembangan sistem informasi metrologi menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan business process re-engineering untuk layanan metrologi.