Kegiatan merantau seringkali dilakukan seseorang guna untuk memperbaiki ekonomi atau mencari mata pencaharian ataupun untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Banyak para remaja yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ditempat yang jauh dari rumah mereka. Sehingga hal ini secara tidak langsung melatih kemandirian mereka untuk hidup sendiri jauh dari kedua orang tua dan keluarga. Namun pada akhirnya banyak permasalahan yang terjadi akibat dari hidup jauh dari keluarga yaitu mulai merasakan rindu serta kesendirian. Hingga hal ini menyebabkan munculnya sebuah fenomena figure pengganti orang tua dalam kehidupan mahasiswa dan mahasiswi perantauan terutama di Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan tujuan dari adanya figure ini adalah untuk membantu mereka survive di tempat perantauan. Selain itu figure ini memiliki peran seperti menjadi tempat berkeluh kesah, menjadi tempat untuk meminta pertolongan yang tidak bisa diungkapkan kepada orang tua, menjadi tempat mencari sebuah solusi, menjadi seseorang yang selalu menemani dalam segala kondisi. Beberapa anak perantauan juga menganggap hal ini penting tetapi ada juga yang menganggap ini tidak penting. Artikel ini ditulis menggunakan metode kualitatif deskriptif serta studi literature dari data-data sekunder seperti jurnal dan berita online. Analisis artikel ini menggunakan pendekatan teori interaksi simbolik dan pertukaran sosial. Artikel ini ditulis untuk mengetahui fenomena figure pengganti perang orang tua yang terjadi pada mahasiswa dan mahasiswi perantauan di Kota Malang.