Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan komoditas budidaya yang mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh genotipe, lingkungan, dan interaksi antara genotipe dengan lingkungan terhadap stabilitas penampilan fenotipik ikan mas dalam kegiatan budidaya. Rancangan percobaan menggunakan rancangan faktorial 3 x 5 dengan lima ulangan. Lima strain ikan mas, yaitu Rajadanu, Sutisna, Majalaya, Wildan, dan Sinyonya dipelihara secara komunal di dalam tiga model wadah budidaya, yaitu kolam beton, kolam jaring, dan kolam tanah, selama 90 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan fenotipik ikan mas dipengaruhi oleh genotipe, lingkungan dan interaksi kedua faktor tersebut. Strain Sutisna dan Wildan mempunyai nilai sintasan yang paling baik di semua lingkungan dibanding tiga strain lainnya. Strain Sutisna mempunyai pertumbuhan terbaik di kolam tanah sedangkan strain Wildan di kolam jaring. Hal ini menyebabkan kedua strain tersebut menghasilkan biomassa panen terbaik pada lingkungan yang berbeda. Hasil analisis stabilitas menunjukkan bahwa kelima strain ikan mas dalam penelitian ini relatif tidak stabil dan mempunyai respons yang berbeda jika dipelihara pada lingkungan yang berbeda. Strain Wildan dan Rajadanu merupakan strain ikan mas yang mempunyai respons terhadap perbedaan lingkungan paling tinggi. Strain dengan karakteristik tersebut akan mempunyai performa terbaik pada lokasi dan kondisi pemeliharan yang sesuai dengan kebutuhannya, tetapi mempunyai penampilan fenotipik yang rendah jika kondisi lingkungan budidayanya tidak sesuai. Strain Sutisna, Sinyonya, dan Majalaya merupakan strain ikan mas dengan daya responsi terhadap lingkungan lebih rendah. Karakteristik ini menyebabkan penampilan fenotipik ketiga strain tersebut relatif stabil pada semua lokasi dan kondisi budidaya, meskipun tidak bisa mencapai hasil yang maksimal.Common carp (Cyprinus carpio) is known as fish species highly adaptable to various environmental conditions. This study aimed to evaluate the effect of genotype, environment, and their interaction in phenotypic performance stability of common carp. The experimental design used a 3 x 5 factorial design with five repetitions. Five strains of common carp, namely Rajadanu, Sutisna, Majalaya, Wildan, and Sinyonya were stocked communally for 90 days in three culture systems: concrete pond, net cage pond, and earthen pond. The result showed that the phenotypic performance of common carp was influenced by genotype, environment, and their interaction. Sutisna and Wildan strains have a higher survival rate compared to other strains in all culture systems. Sutisna and Wildan strains have the best growth performance in the earthen pond and net cage pond, respectively. Both strains also have the highest biomass production at harvest in all culture systems. Based on the stability performance analysis, Wildan and Rajadanu have the highest response to the different environmental conditions. Strains with this characteristic perform best in different locations or culture systems as long as the environmental conditions are suitable. However, these fish will likely perform poor in the unsuitable culture environment. Sutisna, Sinyonya, and Majalaya are carp strains with lower responsiveness to environmental change. Such characteristic causes the phenotypic performance of these three strains cannot achieve the maximum results, yet it is relatively stable in all locations.