2017
DOI: 10.14421/jsa.2015.092-02
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Islam, Ruang Publik dan Kerukunan Antar Umat Beragama (Studi Tradisi Ngebag Kolaboratif di Karangjati Wetan)

Abstract: This article explores how the intersection of religion, religiosity and public segment is more likely manifest in our everyday life. The background of terror and conflicts occurred in the grass roots enacted the social agents to create a more democratic space that is accessible to people, as Jurgen Habermas stated, with diverse setting of religion, ethnicity, social class, education, tribes and other socio-cultural markers. In a sociology-anthropological view, queries include the aspects of religious tolerance… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Vol 01, No 01, Januari 2023 47 agama menjadi tantangan terhadap gagasan perumusan kerukunan. Kecurigaan, ketidakpercayaan masih melekat dalam keberagaman masyarakat (Ulinnuha, 2017).…”
Section: Alfiansyah and Fajriyahunclassified
“…Vol 01, No 01, Januari 2023 47 agama menjadi tantangan terhadap gagasan perumusan kerukunan. Kecurigaan, ketidakpercayaan masih melekat dalam keberagaman masyarakat (Ulinnuha, 2017).…”
Section: Alfiansyah and Fajriyahunclassified
“…Wadah ini sangat penting dilakukan tanpa ada diskriminasi satu dengan yang lain. Temuan penelitian yang dilakukan oleh Uniluhu mengatakan bahwa menyediakan ruang bersama tanpa adanya pembedaan satu dengan yang lain merupakan salah satu kunci dalam menjaga keharmonisan di tengah-tengah masyarakat Karangjati Wetan (Ulinnuha, 2017).…”
Section: Menciptakan Ruang Bersamaunclassified
“…Apa yang telah dipaparkan di atas juga didukung beberapa temuan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa dalam mengelola keragaman dibutuhkan banyak wadah yang mempertemukan semua unsur secara setara dan tanpa diskriminatif (Ulinnuha, 2017). Hal ini juga didukung oleh temuan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni yang dalam tulisannya mengatakan bahwa adanya ruang perjumpaan bagi masyarakat yang beragam mampu menciptakan bahkan menumbuhkan sikap toleransi di tengah-tengah masyarakat Kota Bandung yang majemuk (Mukzizatin, 2020;Wahyuni, 2019).…”
Section: Menciptakan Ruang Bersamaunclassified
“…Penjelasan silaturahmi sebagai bagian dari perilaku individu yang konstruktif (muru'ah) disitir oleh Al-Mawardi (Ulinnuha, 2017: 40) berkenaan dengan analisis mengenai kebaikan-kebaikan manusia seperti kerendahan hati, sikap yang baik, kesederhanaan, kontrol diri, amanat, dan terbebas dari iri hati, sebagai dasar melakukan kebaikan-kebaikan sosial, seperti ucapan yang baik, menghormati tamu, menjaga kepercayaan dan kepantasan. Dengan demikian, penelitian ini menimbang bahwa muru'ah berkaitan dengan apa yang menjadi aspek dasar toleransi dalam Islam.…”
Section: Kedamaian Interpersonal: Silaturahmiunclassified