AbstrakTulang ikan belida merupakan limbah hasil pengolahan amplang yang belum dimanfaatkan secara optimal khususnya di Kalimantan Timur. Salah satu bentuk pengolahan tulang ikan belida adalah pemanfaatan menjadi tepung sumber kalsium. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perlakuan terbaik (frekuensi perebusan) yang menghasilkan tepung tulang ikan belida dengan karakteristik terbaik berdasarkan kadar kalsium paling tinggi. Proses pembuatan tepung dilakukan dengan metode alkali (menggunakan NaOH). Perlakuan dalam penelitian ini adalah frekuensi perebusan tulang ikan sebanyak 1 kali (P1), 2 kali (P2), 3 kali (P3), dan 4 kali (P4) dengan lama waktu tiap kali perebusan adalah 30 menit. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar kalsium, kadar fosfor, pH dan derajat putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perebusan sebanyak 4 kali menghasilkan tepung tulang dengan kadar kalsium paling tinggi yaitu 31,31%. Kisaran kadar kalsium pada penelitian ini sebesar 28,25%-31,31%, sedangkan kadar fosfor yang dihasilkan berkisar 3,95%-4,06%.Kata Kunci: frekuensi perebusan, kalsium, tepung tulang, tulang ikan belida Abstract Belida (Chitala sp.) bone is one of the waste from amplang processing which not treated properly yet until now especially in East Kalimantan. One type of the usage of this waste is processed to fish bone powder as calcium source. The aim of this study was to determine the best treatment (boiling frequency) to produce belida fish bone powder which the best characteristics based on highest calcium content. The processing applied alkali method (used NaOH) to produce belida fish bone powder. The treatment of this study was boiling frequency, i.e. P1 (once boiling), P2 (twice boiling), P3 (three times boiling), and P4 (four times boiling) with 30 minutes on each boiling. Observed parameters in this study were moisture content, ash content, protein content, fat content, calcium content, phosphor content, pH and whiteness. The results showed that four times boiling gave the best result with the highest calcium content 31.31%. The range of calcium content was 28.25%-31.31%. While the range of phosphor content was 3.95%-4.06%.Keyword : belida fish bone, boiling frequency, bone powder , calcium DOI: 10.17844/jphpi.2016.19.2.148 Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi
PENDAHULUANIkan belida (Chitala sp.) merupakan jenis ikan air tawar yang hidupnya di sungai, yang hanya terdapat di beberapa daerah di Indonesia salah satunya Kalimantan Timur. Ikan belida merupakan ikan lokal yang cukup digemari oleh masyarakat. Ikan belida di Kalimantan Timur diperoleh dari usaha penangkapan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Biasanya ikan belida dipasarkan dalam keadaan segar, baik untuk kebutuhan rumah makan maupun untuk bahan baku pengolahan kerupuk ikan dan