2016
DOI: 10.14710/jgi.5.1.50-54
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Karakteristik keluarga yang berhubungan dengan status gizi balita umur 6- 59 bulan

Abstract: Background (p = 0,002 dan OR = 3,875). Adapun besar keluarga, pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan sanitasi lingkungan tidak berhubungan dengan status gizi balita (p= 0,921; p= 0,173; dan p= 0,204

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
2
0
5

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

3
3

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(7 citation statements)
references
References 2 publications
0
2
0
5
Order By: Relevance
“…Penelitian lain di Banyumas (2016) dan Aceh (2020) juga menemukan hasil yang sama. 21,22 Rendahnya pengetahuan tentang gizi menggambarkan kurangnya pendidikan gizi bagi ibu. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan rendahnya tingkat pendidikan ibu.…”
Section: Hasilunclassified
“…Penelitian lain di Banyumas (2016) dan Aceh (2020) juga menemukan hasil yang sama. 21,22 Rendahnya pengetahuan tentang gizi menggambarkan kurangnya pendidikan gizi bagi ibu. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan rendahnya tingkat pendidikan ibu.…”
Section: Hasilunclassified
“…Faktor determinan yang tidak langsung meliputi: sosial ekonomi, jarak kelahiran, pendidikan, pengetahuan, pendapatan, pola asuh yang kurang memadai, ketidaktahuan mengenai hubungan makanan dan kesehatan, tabu dan pantangan terhadap bahan makanan tertentu, preferensi, sanitasi lingkungan yang kurang baik, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan rendahnya ketahanan pangan tingkat rumah tangga (Bappenas, 2011 (Purwanti et al, 2016) Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik cenderung akan memiliki balita dengan status gizi yang baik dibandingkan ibu dengan pengetahuan gizi yang kurang. (Yabancı et al, 2014;Siagian & Halisitijayani, 2015;Dewi & Aminah, 2016;Purwanti et al, 2016) Pengetahuan tentang responsive feeding juga diketahui berhubungan dengan tejadinya stunting pada balita. (Septamarini et al, 2019) Konseling dalam program ini tidak diberikan ke semua ibu balita, melainkan kepada ibu yang tidak pernah membawa anaknya ke posyandu dengan alasan tidak percaya diri pada kondisi anaknya yang gizi kurang.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Masalah gizi kurang dan kurus pada balita penting untuk segera diatasi karena dampak masalah gizi pada usia dini tidak saja berakibat terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak seperti meningkatnya kematian balita, tingkat kecerdasan yang rendah, keterbelakangan mental, ketidakmampuan berprestasi, serta produktivitas yang rendah yang dapat mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) (Bappenas, 2009). Masalah gizi buruk dan gizi kurang berhubungan dengan variabel karakteristik keluarga seperti pengetahuan ibu (Purwanti, Wati, & Rahardjo, 2016). Permasalahan gizi pada balita juga berkaitan dengan keberadaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan penggeraknya yaitu kader posyandu karena perannya dalam menyebarluaskan informasi kesehatan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar, terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak (KIA) (Kementerian Kesehatan, 2011).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Peranan ibu sangat penting dalam penyediaan makanan bagi anak balitanya, pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan baik formal maupun non formal sangat menentukan untuk ditetapkan dalam hal pemilihan dan penentuan jenis makanan yang dikonsumsi oleh balita dan anggota keluarga lainnya (Yabancı, Kısaç, & Karakuş, 2014). Edukasi pada ibu balita bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi balita, karena sebagaimana hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa ibu dengan pengetahuan gizi yang baik cenderung akan memiliki balita dengan status gizi yang baik dibandingkan ibu dengan pengetahuan gizi yang kurang (M. Dewi & Aminah, 2016;Purwanti et al, 2016;Siagian & Halisitijayani, 2015;Yabancı et al, 2014). Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik cenderung akan memilih makanan sehat dan bergizi bagi balitanya.…”
Section: Gambar 1 Proses Edukasi Yang Dilakukan Secara Door To Doorunclassified