2019
DOI: 10.30996/persona.v8i2.2248
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kecerdasan emosi sebagai prediktor resiliensi psikologis pada remaja di panti asuhan

Abstract: Young people living in social institutions are more vulnerable to have mental health problems. Thus, they need to have psychological resilience, which is the ability to thrive in the face of adversity. The aim of the study is to investigate how much emotional intelligence can predict the psychological resilience of adolescents living at social institutions (orphanage).  Research used quantitative approach and correlational design. In this study, by using purposive sampling technique, 145 adolescents aged 11 - … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

2
1
0
6

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(9 citation statements)
references
References 4 publications
2
1
0
6
Order By: Relevance
“…Santri juga percaya diri dengan tanggung jawabnya, bersaing untuk kemajuan, mampu membuat keputusan dan bertanggung jawab atas tindakannya. Padahal melalui karakteristik santri yang telah dijelaskan di atas, setiap pondok pesantren sudah memiliki budaya masyarakat yang memiliki modal awal yang cukup untuk menjadi entrepreneur atau wirausaha (Mu'tadin, 2002). Lembaga pendidikan pesantren harus berperan aktif menggunakan modal benih ini untuk memperkuat kapasitas kelembagaan.…”
Section: Abstrakunclassified
“…Santri juga percaya diri dengan tanggung jawabnya, bersaing untuk kemajuan, mampu membuat keputusan dan bertanggung jawab atas tindakannya. Padahal melalui karakteristik santri yang telah dijelaskan di atas, setiap pondok pesantren sudah memiliki budaya masyarakat yang memiliki modal awal yang cukup untuk menjadi entrepreneur atau wirausaha (Mu'tadin, 2002). Lembaga pendidikan pesantren harus berperan aktif menggunakan modal benih ini untuk memperkuat kapasitas kelembagaan.…”
Section: Abstrakunclassified
“…Sebaliknya apabila Kecerdasan emosi siswa rendah, maka diduga dalam merespon siswa akan merasa ragu dan pesimis (Pohan et al, 2018). Individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tingg ia memiliki keahlian untuk menganalisa suatu perasaan dan emosi seseorang maupun dirinya, menganalisis suatu perasaan dan emosi yang dirasakan orang lain, serta dapat memahami informasi dan berfikir optimis dalam mengambil keputusan dalam suatu tindakan (Apriani & Listiyandini, 2019).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Saat situasi pandemi, peran regulasi emosi menjadi hal yang utama untuk seseorang dapat mengelola stres sehingga mampu menanggapi situasi yang menekan bukan merupakan ancaman (Gamayanti et al, 2018) dan memahami bahwa setiap tindakan akan berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain (Apriani & Listiyandini, 2019). Salah satu bentuk regulasi emosi adalah melalui kecerdasan emosi.…”
Section: Pendahuluanunclassified