Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu lahan basah di Indonesia memiliki kasus stunting mencapai 33,6% dengan beberapa desa yang menjadi titik kejadian stunting salah satunya adalah Desa Batik di Kecamatan Bakumpai. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya stunting di Desa Batik, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 24-59 bulan dengan stunting yang sampelnya berjumlah 22 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen pada penelitian ini adalah dengan kuesioner dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Pengumpulan data menggunakan data primer melalui Kuesioner faktor risiko dan KPSP serta wawancara. Pengumpulan data sekunder menggunakan data dari Puskesmas dan buku KIA. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing faktor risiko. Hasil pada penelitian ini adalah terdapat 12 faktor risiko penyebab stunting di desa tersebut yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 22,73%, panjang badan lahir <48 cm sebanyak 36,36%, ASI tidak ekslusif sebanyak 31,82%, imunisasi tidak lengkap sebanyak 54,55%, tidak aktif dalam kunjungan posyandu sebanyak 9,09%, Kurangnya asupan karbohidrat sebanyak 40,91%, kurangnya asupan protein sebanyak 4,55%, kurangnya asupan lemak sebanyak 36,36%, usia berisiko saat hamil sebanyak 18,18%, ANC tidak rutin sebanyak 50%, Pendidikan ibu yang rendah sebanyak 81,82%, dan status sosial ekonomi yang rendah sebanyak 81,82%. Faktor risiko utama penyebab kejadian stunting adalah status sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah, dan imunisasi yang tidak lengkap.