2020
DOI: 10.14710/jkt.v24i1.9865
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kelimpahan Mikroplastik Pada Sedimen Ekosistem Terumbu di Taman Nasional Laut Karimunjawa

Abstract: Eleven billion microplastic particles are entangled in coral reef ecosystems in the Asia - Pacific Region. The presence of microplastics in coral reef ecosystems in Indonesia, especially in the Karimunjawa Marine National Park, was found as many as 22.7 and 12.8 particles / kilogram samples in two locations. The presence of microplastics in coral reef ecosystems allows threats to the health of coral reefs. Therefore, the importance of this study is to complement the data on the distribution of microplastics in… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0
7

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(8 citation statements)
references
References 13 publications
0
1
0
7
Order By: Relevance
“…Tingginya kelimpahan mikroplastik di stasiun Air Tawar diduga akibat kondisi stasiun ini yang merupakan pantai semi-tertutup, dengan adanya akar mangrove yang menjalar pada sedimen dapat memerangkap partikel mikroplastik yang terbawa arus dan pasang surut sehingga mikroplastik akan tinggal lebih lama pada daerah ini dan susah untuk terdistribusi. Partikel mikroplastik yang ditemukan di daerah minim aktivitas manusia seperti daerah konservasi diduga disebabkan oleh arus yang dapat membawa cemaran tersebut dari daerah yang tinggi kandungan mikroplastik ke dalam lautan dan selanjutnya akan terdeposit di daerah yang terpencil (Muchlissin et al, 2020). Kelimpahan mikroplastik tertinggi kedua yaitu di stasiun Sendang Biru (813,33358,20 partikel/kg), disusul dengan stasiun Waru-Waru (770,0014,14 partikel/kg).…”
Section: Kelimpahan Mikroplastik Pada Sedimen DI Pesisir Selat Sempuunclassified
“…Tingginya kelimpahan mikroplastik di stasiun Air Tawar diduga akibat kondisi stasiun ini yang merupakan pantai semi-tertutup, dengan adanya akar mangrove yang menjalar pada sedimen dapat memerangkap partikel mikroplastik yang terbawa arus dan pasang surut sehingga mikroplastik akan tinggal lebih lama pada daerah ini dan susah untuk terdistribusi. Partikel mikroplastik yang ditemukan di daerah minim aktivitas manusia seperti daerah konservasi diduga disebabkan oleh arus yang dapat membawa cemaran tersebut dari daerah yang tinggi kandungan mikroplastik ke dalam lautan dan selanjutnya akan terdeposit di daerah yang terpencil (Muchlissin et al, 2020). Kelimpahan mikroplastik tertinggi kedua yaitu di stasiun Sendang Biru (813,33358,20 partikel/kg), disusul dengan stasiun Waru-Waru (770,0014,14 partikel/kg).…”
Section: Kelimpahan Mikroplastik Pada Sedimen DI Pesisir Selat Sempuunclassified
“…Keberadaan mikroplastik di laut Indonesia sudah banyak diteliti, antara lain oleh Cordova dan Wahyudi (2016) di perairan barat laut Sumatera; Syakti et al (2018) di Perairan Bintan; Cordova dan Hernawan (2018) di perairan Sumba; Cordova et al (2019) di perairan utara Surabaya; Falahudin et al (2019) di Teluk Banten;Amin et al, (2020) di perairan barat Pulau Karimun besar; Kapo et al (2020) di Teluk Kupang, Ridlo et al (2020) di Pantai Ayah Kebumen; Sayogo et al (2020) di Pulau Tidung Besar dan Bira besar, Jakarta; Muchlissin et al, (2021) di ekosistem terumbu di Taman Nasional Laut Karimunjawa, dan Suteja et al (2021) di Teluk Benoa Bali. Di wilayah Jawa Tengah, khususnya pantai utara, penelitian mikroplastik masih sedikit dilakukan, dan sebagian besar hanya melakukan pengamatan di air laut atau di sedimen saja.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Secara umum kelimpahan mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah jenis fiber dan fragmen. Mikroplastik jenis fiber dan fragmen dikategorikan sebagai mikroplastik sekunder yang berasal dari fragmentasi plastik (Muchlissin et al, 2021).…”
Section: Cunclassified
“…Mikroplastik ini mudah hancur dan memiliki densitas yang rendah. film merupakan polimer plastik sekunder yang berasal dari fragmentasi kantong plastik atau plastik kemasan dan memiliki densitas rendah (Muchlissin et al, 2021).…”
Section: Cunclassified
See 1 more Smart Citation