Siswa sebagai calon generasi penerus bangsa diharapkan dapat menguasai literasi informasi. Namun, masih banyak berita hoax yang tersebar, walaupun sudah ada program pencegahan seperti Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil awal literasi informasi siswa di era global sebagai persiapan pelaksanaan Asesmen Nasional. Subjek penelitian ini adalah 105 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Kecamatan Bululawang. Penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dilakukan untuk memetakan kemampuan literasi informasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan literasi informasi siswa masuk kategori perlu intervensi khusus dengan nilai sebesar 34,4. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan literasi informasi siswa laki-laki dan perempuan. Kategori siswa dalam literasi informasi terbagi dalam tiga kategori, yaitu perlu intervensi khusus sebesar 62,9%, dasar 30,5%, dan cakap 6,7%. Lemahnya literasi informasi siswa dikarenakan mereka lebih menggunakan anggapan atau intuisinya daripada mengelola informasi yang diberikan. Berdasarkan data tersebut, diperlukan adanya peningkatan kualitas literasi siswa dalam bentuk peningkatan fasilitas, program, dan evaluasi terhadap Gerakan Literasi Sekolah.