Kerentanan DAS Kali Bekasi ditinjau dari aspek sosial-ekonomi-kelembagaan

Abstract

Kelestarian sebuah DAS dipengaruhi oleh keadaan sosial-ekonomi, pola perilaku dan tingkat pengelolaan yang berkaitan erat dengan pengaturan kelembagaan. Permasalahan pengelolaan suatu DAS dapat diminimalkan dengan mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan kelembagaan di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat, yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan DAS Kali Bekasi. Analisis kerentanan dilakukan pada tiga kriteria yaitu (1) kriteria sosial, meliputi parameter tekanan penduduk, budaya dan nilai tradisional (2) kriteria ekonomi, yaitu ketergantungan pada lahan dilihat dari sektor ekonomi dominan, serta (3) kriteria kelembagaan, yakni keberdayaan lembaga formal dan informal dalam kegiatan konservasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan DAS Kali Bekasi pada kriteria sosial (parameter kepadatan penduduk dan nilai tradisional) tergolong sangat tinggi, sedangkan untuk perilaku konservasi tergolong tidak rentan. Pada aspek ekonomi, mayoritas kecamatan pada DAS Kali Bekasi memiliki tingkat agak rentan, karena didominasi oleh sektor jasa sebagai sektor utama ekonomi. Aspek kelembagaan termasuk tidak rentan, karena kelembagaan formal dan informal berperan aktif dalam kegiatan konservasi DAS, seperti pengembangan wisata bambu dan program kampung iklim.

Optimization of integrated watershed recovery: comparison of management systems in Japan and Indonesia

“…Meanwhile, the middle area is a transition area from upstream to downstream. The sustainability of watershed management needs a good partnership between the community or society, the government, and other stakeholders (Prasetyo et al, 2021).…”

Identifikasi Karakteristik Biofisik Das Ciliwung Tengah

“…DAS memiliki fungsi yang sangat penting dalam hidrologi, DAS di Indonesia saat ini mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan bencana alam seperti erosi tanah, longsor dan banjir, banyaknya kerusakan DAS tidak lepas dari kebiasaan dan ketidak pedulian masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. (Ekawaty et al, 2018;Prasetyo et al, 2020). Setiap DAS mempunyai karakteristik biofisik masing-masing dalam berinteraksi antar komponen ekosistem DAS.…”

Kerentanan DAS Cikeas ditinjau dari perspektif sosial ekonomi dan kelembagaan

“…Tingginya kepadatan penduduk tersebut mengakibatkan peningkatan beban polutan, kualitas air memburuk dan ekosistem terdegradasi. Dengan demikian, kepadatan penduduk yang tinggi akan diiringi dengan aktivitas antropogenik yang berpengaruh nyata terhadap keseimbangan lingkungan dan penurunan kualitas lingkungan seperti terjadinya erosi, kurangnya daerah resapan air, banjir, pendangkalan sungai, dan penurunan kualitas air (Prasetyo et al 2020). Tekanan penduduk yang tinggi mengakibatkan tekanan pada lahan, melalui penggunaan yang berlebihan, sehingga akan menyebabkan terjadinya degradasi pada lahan dan melampaui kemampuan dan daya dukung alaminya (Goldshleger et al 2010).…”