Keterikatan Karyawan Dan Kontribusinya Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan

Abstract

Salah satu unsur penting dalam kinerja operasional BUMN adalah Peningkatan Kualitas Perencanaan, SDM, dan Pengelolaan Keuangan yang dapat berperan sebagai alat pengawasan sekaligus performance driver. Karenanya, melalui penelitian ini telah ditelaah sejauhmana kontribusi keterikatan karyawan, seperti keterikatan kognisi, keterikatan emosional, dan keterikatan perilaku dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja BUMN di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei terhadap 429 orang Manajer Madya pada 141 perusahaan BUMN di Indonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik komunikasi tidak langsung melalui instrumen berupa angket dan teknik komunikasi langsung melalui wawancara terbatas dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Januari 2011 yang berakhir 31 Desember 2012. Teknik pengolahan data dilakukan dengan Analisis Deskriptif, yaitu rata-rata terbobot, dan Analisis inferensial yaitu Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Keterikatan karyawan pada BUMN di Indonesia menunjukkan kondisi yang baik, namun belum optimal. Demikian halnya kinerja perusahaan berbasis total performance scorecard. Keterikatan karyawan meliputi keterikatan kognisi, emosional, dan perilaku secara parsial dan simultan berkontribusi positif dan bermakna dalam meningkatkan kinerja perusahaan berbasis total performance scorecard.

Work Discipline, Competence, Empowerment, Job Satisfaction, and Employee Performance

“…The reports indicate that performance of National Land Agency employees is still not optimal. This conclusion is in line with the results of Rusdin Reaserach [7], which shows that the performance of employees, especially middle managers at State-Owned Enterprises, is not optimal. The lack of optimal performance is caused by: weak employee empowerment, lack of opportunities to learn from mistakes, lack of opportunities to help improve themselves and their jobs, lack of assistance to improve employees themselves and the organization, and lack of integration of customer needs into the daily activities of employees.…”

Competency and Work Satisfaction, and Its Implications on Employee Performance National Land Agency of the Republic Of Indonesia

“…The reports indicate that the performance of the National Land Agency employees is still not optimal. This conclusion is in line with the results of Rusdin Reaserach [8], which shows that the performance of employees, especially middle managers at State-Owned Enterprises, is not optimal. The lack of optimal performance is caused by weak employee empowerment, lack of opportunities to learn from mistakes, lack of opportunities to help improve themselves and their jobs, lack of assistance to improve employees themselves and the organization, and lack of integration of customer needs into the daily activities of employees.…”

“…Based on the facts above shows the symptoms that lead to one point in the problem that the performance of BPN employees is not optimal. When linked with Rusdin's research results [8], which show that the performance of employees, especially middle managers in SOEs is not optimal, as a result of weak employee empowerment, lack of learning from mistakes, employees, less given the opportunity to improve themselves and their jobs, and less help other employees to improve themselves and the organization, and less integration of customer needs in daily employee activities. Furthermore, Rusdin's research results [19] show that the performance of employees in government agencies, especially State-Owned Enterprises (SOEs) is not optimal, because: (1) employees do not know what to expect; (2) employees do not have the tools, space or authority; and (3) employees do not get feedback on the quality of their work.…”

Kompetensi Pekerja dan Efeknya Terhadap Work Engagement: Riset pada Pekerja dengan Horizontal Education Mismatch

“…Work engagement atau sering disebut juga sebagai employee engagement adalah perilaku penting yang harus dimiliki seorang pekerja, karena work engagement secara signifikan mempengaruhi performa kerja para pekerja (Sriwidodo & Haryanto, 2010;Piartrini, 2011;Rachmawati, 2016;Tahir, 2013;Wardani & Anwar, 2019). Seppala dan Moeller (2018) menyatakan engagement adalah kunci, baik sebagai pemimpin atau pekerja harus berusaha untuk memiliki engagement yang cerdas, mengarah pada antusiasme, motivasi, dan produktivitas, tanpa harus menimbulkan kelelahan.…”

“…Lebih lanjut, Marciano (2010) menjelaskan dengan adanya engagement perusahaan dapat melihat peningkatan produktivitas pekerja, rendahnya turnover, peningkatan efisiensi dalam perusahaan, menurunnya fraud yang terjadi di lingkungan kerja, peningkatan kepuasan pelanggan, selain itu juga work engagement akan memberikan efek berkurangnya absensi pekerja, keluhan pekerja terhadap perusahaan menurun, dan kecelakaan kerja di perusahaan pun akan turun (Akbar, 2013). Dapat dikatakan bahwa work engagement merupakan hal penting yang harus dimiliki seorang pekerja, karena work engagement secara signifikan mempengaruhi performa kerja pekerja (Sriwidodo & Haryanto, 2010;Piartrini, 2011;Tahir, 2013, Rachmawati, 2016.…”