2013
DOI: 10.29244/jai.2013.1.2.143-154
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kinerja Usaha Penggilingan Padi, Studi Kasus Pada Tiga Usaha Penggilingan Padi Di Cianjur, Jawa Barat

Abstract: ABSTRACT

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
7

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
5
2

Relationship

2
5

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(8 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
7
Order By: Relevance
“…Banyak pengusaha penggilingan padi yang tidak menyadari posisi penting by product tersebut. Putri (2013) menjelaskan bahwa produk samping dari penggilingan padi (sekam, dedak, dan menir) memiliki share yang tinggi pada keuntungan usaha penggilingan padi. Hal yang demikian tentu menyebabkan rendahnya insentif bagi penggilingan padi untuk memperbiki kualitas beras.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Banyak pengusaha penggilingan padi yang tidak menyadari posisi penting by product tersebut. Putri (2013) menjelaskan bahwa produk samping dari penggilingan padi (sekam, dedak, dan menir) memiliki share yang tinggi pada keuntungan usaha penggilingan padi. Hal yang demikian tentu menyebabkan rendahnya insentif bagi penggilingan padi untuk memperbiki kualitas beras.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Oleh sebab itu, kebijakan-kebijakan tersebut sangat menentukan kinerja usaha penggilingan padi. Putri (2013) melalui studi kasusnya menyebutkan bahwa kebijakan harga berdampak pada keuntungan usaha penggilingan padi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Harga beras di tingkat produsen (penggilingan padi) salah satunya dipengaruhi oleh harga gabah pada petani (input pada penggilingan padi). Putri et al (2013) menyebutkan bahwa sebesar 92,32 persen biaya pengusahaan penggilingan padi digunakan untuk pengadaan gabah, sisanya digunakan untuk aktivitas pengeringan (1,67 persen), penggilingan (0,61 persen), pengolahan beras (0,22 persen), pengolahan side product (0,82 persen), dan penjualan (1,60 persen). Pemerintah menerapkan kebijakan harga minimal (Harga Pembelian Pemerintah/HPP) yang harus dibayarkan pihak penggilingan kepada petani sesuai dengan kualitas gabah.…”
Section: Estimasi Model Varunclassified
“…Rice millers that are in a partnership with Bulog receive orders to provide a certain quota of milled rice to the government (Putri, Kusnadi, & Rachmina, 2013). In a study in 2004, it was estimated that 93% of the government's rice procurement has been sourced from private rice millers instead of Bulog's rice processing units (Patiwiri, 2004).…”
Section: Rice Millersmentioning
confidence: 99%